Meski ditindas secara kejam selama 73 tahun atau 3 generasi oleh
rezim Komunis Uni Soviet (1917-1990), namun ternyata umat Islam tetap
mampu mempertahankan keimanannya ditengah-tengah badai penindasan kaum
Komunis. Terbukti begitu negara komunis Uni Soviet hancur pada tahun
1990 dan pecah menjadi 17 negara, umat Islam Rusia kembali bangkit untuk
menegakakan eksistensi keimanannya kembali.
Menurut Duta Besar RI di Rusia,
Dr Hamid Awaluddin, saat ini umat Islam Rusia sedang bangkit pasca
runtuhnya rezim Komunis tahun 1990 lalu. Masjid dan madrasah yang dulu
ditutup pada era Komunis, sekarang dibuka kembali bahkan pembangunan
masjid dan madrasah terus meningkat pesatr setiap tahunnya.
"Sekarang jumlah umat Islam
Rusia mencapai 24 juta orang dari 148 juta orang penduduk Rusia atau 19
persen. Mereka bebas menjalankan keyakinannya bahkan mendapat dukungan
dari pemerintah Rusia sejak era Presiden Putin hingga Presiden Medvedev
sekarang ini," ujar Dr Hamid Awaluddin yang didampingi Sekjen
Kementerian Agama (Kemenag), Dr Bahrul Hayat kepada Suara Islam Online
seusai acara Program Kemitraan antara Kemenag dengan KBRI Moskow di
Kantor Kemenag Jakarta, Rabu (22/12/2010).
Menurut Hamid Awaluddin, dalam
15 tahun ini telah dibangun 8700 masjid baru di Rusia belum termasuk
masjid yang kembali dibuka setelah ditutup rezim Komunis Uni Soviet.
Disamping itu dibangun 90 Perguruan Tinggi Islam baru dan 300 madrasah
baru di Rusia. Jumlah tersebut setiap tahunnya selalu mengalami
peningkatan cukup pesat. Sedangkan jumlah jamaah haji Rusia terus
meningkat, bahkan tahun ini Mufti Rusia meminta kuota kepada pemerintah
Arab Saudi hingga 28 ribu orang jamaah haji.
Karena umat Islam di Rusia
sekarang ini baru dalam taraf awal perkembangannya, maka mereka perlu
belajar banyak dari Indonesia dan negara-negara Islam lainnya. Mereka
telah belajar mengenai manajemen pengelolaan haji dan manajemen
perbankan Syariah di Indonesia. Sedangkan dalam waktu dekat mereka akan
belajar mengenai manajemen pengumpulan zakat fitrah di Indonesia. Selain
itu mereka juga meminta agar Indonesia mensuplai makanan halal, sebab
selain Indonesia berpenduduk muslim terbesar di dunia, juga hanya
memiliki satu pintu untuk memberi label halal yakni MUI, sedangkan di
Rusia memiliki 50 lembaga yang berwenang memberi label halal.
"Sebab di Kazan ibukota
Tartastan, terdapat gudang halal food yang sangat besar. Dari gudang
itulah disuplai makanan halal ke seluruh wilayah Rusia termasuk
negara-negara di Asia Tengah," ungkap mantan Menkumham tersebut.
Sementara itu Sekjen Kemenag, Dr
Bahrul Hayat menegaskan, pihaknya menjalin kerjasama dengan KBRI Rusia
dalam bidang Keislaman, dimana tahun ini Kemenag telah memberi 10
beasiswa untuk mahasiswa Strata-1 dari Rusia. Sekarang mereka sama
belajar di UIN Malang dan prestasinya cukup bagus. Sedangkan untuk tahun
2011 nanti, Kemenag akan memberi 25 beasiswa untuk mahasiswa Rusia
Strata-1 dan Strata-2. Mereka akan ditempatkan untuk belajar di berbagai
Universitas Islam Negeri (UIN) di seluruh Indonesia.