Ternyata banyak sekali arsitektur masjid
yang sangat unik dan masih mempertahankan arsitektur peradaban asli suku
bangsa setempat di dunia ini, disebabkan bangunan tersebut telah ada
dan dibangun pada zaman awal masuk dan berkembangnya agama Islam.
1. Masjid Agung Djenné, Afrika Barat
Masjid
Agung Djenne, pada mulanya masjid ini dibangun sepenuhnya dengan bahan
“ferey” atau bata dari bahan tanah yang dikeringkan dengan matahari dan
diplaster dengan tanah lumpur, dengan ketebalan dinding antara 41 cm dan
61 cm. Masjid ini dibangun pada abad ke-13 dan direnovasi pada tahun
1834. Masjid yang terlihat pada gambar ini dibangun ulang kembali pada
awal abad ke-20 dan selesai sekitar 1909. dengan bantuan dan dukungan
Pemerintah Perancis dimana pada pada saat itu Djenné adalah negeri
jajahan Perancis di Afrika Barat. Pemerintah Prancis telah memberi
bantuan dan dukungan politik serta dana untuk pembangunan kembali Masjid
Agung Djenné ini.
Satu-satunya bagian asli bangunan yang masih dipertahankan dari masjid ini adalah ruang dasar (kandang) yaitu tempat kuburan atau makam pemimpin-pemimpin lokal bangsa Djenné.
2. Masjid Agung dari Xi’an, Cina

Pada 754 AD hasil sensus
menunjukkan bahwa ada lima ribu orang asing yang tinggal di kota ini
yang terdiri dari bangsa Turki, Iran, India, serta bangsa Jepang, Korea
dan bangsa berbudaya Melayu dari timur.
3. Mesjid Agung Samarra, Irak

4. Masjid Jami-Ul-Alfar, Kolombo, Sri Lanka
5. Masjid Dublin, Irlandia
Mereka pertama kali membeli sebuah rumah di Harrington Street, dan kemudian jumlah pendatang Islam bertambah juga maka mereka terpaksa mencari bangunan baru. Pada tahun 1983 mereka membeli sebuah bangunan, bangunan yang sekarang ini dulunya adalah sebuah rumah di South Circular Road, Dublin 8, yang kemudian difungsikan menjadi masjid serta sebagai pusat “The Islam Foundation” di Irlandia. Saat ini jumlah umat Islam di Irlandia berjumlah lebih kurang 1300 orang.
6. Masjid Assyafaah Singapore
Masjid
Assyafaah, Singapura adalah masjid yang dibangun dengan disain
arsitektur modern, masjid ini sekaligus merupakan basis atau kantor
Dewan Agama Islam Singapura yaitu Majlis Ulama Islam Singapura (MUIS)
yang didisain oleh “Forum Architects Singapura”, sama sekali masjid ini
tanpa kubah atau dome.
7. “Mahligai Minang” Masjid Raya Minangkabau
Pemerintah
Propinsi Sumatera Barat ingin mewujudkan land mark selain yang ada di
Sumbar yaitu Jam Gadang di Kota Bukittinggi, maka dalam satu-dua tahun
ke depan akan ada land mark baru bernama “Mahligai Minang”. Ini adalah
hasil karya arsitektur pemenang sayembara yang diikuti 323 arsitek dari
sejumlah negara. Mahligai Minang tidak semata-mata sebuah masjid, tetapi
sebuah identitas yang akan menjadi pusat peradaban, di mana salah satu
bangunan utamanya adalah bangunan masjid. Di situlah perpaduan antara
Islam dan Minangkabau, dengan melengkapi bangunan atau ruangan antara
lain; ruangan atau bangungunan lembaga pendidikan seperti perpustakaan,
tempat rekreasi keluarga sakinah, ruang serba guna yang menampung 3.000
orang yang bisa digunakan untuk seminar, pertunjukan kesenian, dan
sebagainya.
Berikut ini 7 masjid unik yang ada di dunia:

Satu-satunya bagian asli bangunan yang masih dipertahankan dari masjid ini adalah ruang dasar (kandang) yaitu tempat kuburan atau makam pemimpin-pemimpin lokal bangsa Djenné.
Masjid
Agung ini berlokasi di tepi Sungai Bani Kumba, pada platform atau site
yang telah ditinggikan dengan luas permukaan bidang 5625 m², sehingga
terlindung dari banjir. Setiap tahun, masjid Djenné mendapat perawatan
atau perbaikan dalam rangka menyambut berbagai perayaan festival rakyat
sebagai hiburan yang luarbiasa, serta menyenangkan bagi masyarakat
Djenné.
Masjid
Agung Djenné adalah salah satu “Situs Warisan Dunia” yang ditetapkan
oleh UNESCO pada tahun 1988″, yang dapat dikunjungi setiap saat, tetapi
tidak dibolehkan memasuki bangunan, kecuali anda Muslim. Masjid Agung
ini telah ditutup untuk non-Muslim pada tahun 1996, akibat dari
kerusuhan dan penembakkan salah seorang official fotografi majalah Vogue
Prancis di dalam masjid.
2. Masjid Agung dari Xi’an, Cina

Masjid
Agung Xi’an ini adalah masjid pertama di Cina pada masa dinasti Tang,
disain masjid dipengaruhi oleh arsitektur bangunan dan rumah ibadah yang
lazim pada masa itu, masjid ini dibangun selama 742CE (kekuasaan Kaisar
Xuanzong, 685-762). Kemudian Kaisar Hongwu dari Dinasti Ming merenovasi
kembali masjid, yang samasekali tidak pernah menambahkan kubah atau
dome dan menara, atau sama sekali tidak merobah arsitektur asli masjid.
Fitur yang penting dalam arsitektur ini adalah penekanan pada “simetris
yang kontras” dengan taman di sekitar bangunan
Masjid
ini merupakan salah satu contoh dari Sino-arsitektur Islam. di Cina,
khususnya masjid yang berada di dekat Drum Tower (Gu Lou) di Huajue Lane
dari Xi’an (Sian), provinsi Shaanxi, Cina, dan merupakan salah satu
masjid yang paling tua dan paling terkenal di negeri ini. Masjid ini
awalnya merupakan pusat keagamaan (Islam) bagi pedagang Arab dan Persia
yang beroperasi di Cina.serta pusat kegiatan hubungan dagang dengan
pemerintahan dinasti Tang, Disinilah rute perdagangan Xi’an terhubung ke
Timur Tengah dan Eropa, dan China untuk membuka diri dengan dunia
Barat.

Masjid
Agung di Samarra, Irak ini dibangun pada abad 9, yaitu 848CE, selesai
dalam 52 tahun pada masa pemerintahan khalifah Abbasid Al-Mutawakkil (di
Samarra) dari 847 sampai 861. Pada zamannya, masjid ini adalah masjid
terbesar di dunia, tinggi menara, yaitu menara yang terkenal disebut
menara al-Malwiya adalah 52 meter dengan lebar dasar spiral menara 33
meter, dan dapat menampung delapan puluh ribu orang jemaah. Masjid
didinding atau dibatasi dengan dinding batu bata yang mengelilingi
sebuah kawasan yang berukuran panjang 240 meter, lebar 158 meter, dan
tinggi 10 meter. Dinding ditutupi dengan panel berwarna biru gelap
dengan kaca mosaic.
Menara
masjid yang berbentuk spiral. Spiral menara masjid ini ini sangat
terkenal, dan merupakan fitur-fitur pertama kali yang didaftarkan pada
bangunan-bangunan bersejarah “Congregational Mosque” Al-Mutawakkil di
Irak, kemudian diikuti oleh 20 bangunan istana lainnya. Hal ini
membuktikan bahwa pemimpin atau khalifah di Irak pada masa itu sangat
menghargai perkembangan dan kemajuan karya seni arsitektur.
Sayangnya,
pada 1 April 2005, bagian atas Malwiya mesjid rusak oleh sebuah bom.
dalam peperangan infasi AS ke negara Irak.(seperti gambar puing masjid,
disamping) Para pejabat Irak telah menyatakan klaim bahwa tentara AS
telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada situs-situs bersejarah
di Samarra, termasuk dinding sebuah istana kuno di Irak.

Masjid
Jami-Ul-Alfar, adalah salah satu masjid tertua di kota Kolombo dan
merupakan ikon pariwisata di ibu kota Srilangka. Ciri khas disain
arsitektur Masjid ini adalah ornamen atau dekoratif dinding belang merah
dan putih. Masjid ini berlokasi di perempatan jalan di daerah Pettah
Bazaar, dibangun tahun 1909 dengan arsiteknya bernama Saibo Lebbe yang
merancang bangunan ini selama satu tahun pada tahun 1908. Beberapa orang
telah mengakui bahwa masjid Jami Ul Alfar adalah salah satu “land mark”
atau ikon pawisata kota Kolombo. Selain di kota Kolombo Sri Lanka,
arsitektur masjid semacam ini juga terdapat di kota Kualalumpur Malaysia
yang bernama Masjid Jamek.

Masjid
Dublin Irlandia ini, merupakan salah satu masjid yang mencerminkan
budaya daerah, karena pada semulanya tidak dirancang untuk bangunan
masjid. Tetepi dirancang dan dibangun untuk rumah tempat tinggal,
kemudian beralih fungsi menjadi masjid sebagai tempat ibadah. Masjid
ini, dibuka pada tahun 1983, oleh sekelompok mahasiswa Islam yang tiba
di Dublin pada awal tahun 1950-an dalam rangka belajar di daerah ini.
Mereka merupakan Perkumpulan Masyarakat Islam yang pertama pada tahun
1959 di Dublin, dan satu dekade kemudian masyarakat ini mulai menggalang
dana untuk membeli sebuah bangunan yang akan dijadikan masjid.
Mereka pertama kali membeli sebuah rumah di Harrington Street, dan kemudian jumlah pendatang Islam bertambah juga maka mereka terpaksa mencari bangunan baru. Pada tahun 1983 mereka membeli sebuah bangunan, bangunan yang sekarang ini dulunya adalah sebuah rumah di South Circular Road, Dublin 8, yang kemudian difungsikan menjadi masjid serta sebagai pusat “The Islam Foundation” di Irlandia. Saat ini jumlah umat Islam di Irlandia berjumlah lebih kurang 1300 orang.
6. Masjid Assyafaah Singapore

Masjid
ini terletak di sebelah utara pulau Singapura di lingkungan yang penuh
dengan bangunan tinggi, Arsitek Tan Kok Hiang dengan konsern mendisain
masjid ini dengan konsep “keharmonisan dan toleransi” dalam keberagaman
kehidupan sosial berbagai suku bangsa, sehingga diaktualisasikanlah
fisik bangunan masjid tanpa memihak kepada arsitektur peradaban salah
satu suku bangsa atau etnis manapun.dan bahkan juga pada paradaban agama
manapun. Tapi sudahbarang tentu bangunan ini harus mempunyai ciri atau
tanda bahwa bangunan tersebut sesungguhnya adalah masjid.
Masjid
Assyafaah dibuka pada tahun 2004 dan ini masjid ke lima dibangun pada
fase III, program “The Mosque Building Fund” masyarakat muslim Singapura
Utara. Masjid dibangun dengan memakai konstruksi kerangka baja dilapisi
anti karat serta penutup “colorless polyurethane”. Masjid ini juga
sebagai pengganti dua buah masjid tua yang ditutup di daerah Sembawang
yang dapat menampung jemaah sebanyak 4000 orang.

Masyarakat
Minangkabau yang sebagian besar adalah penduduk wilayah Propinsi
Sumatera Barat dalam menjalankan kehidupan sosial budayanya tetap
berpegang teguh pada adagium adat basandi syara’, syara’ basandi
kitabullah (ABS-SBK). Oleh karena itu sejak dulu sampai sekarang, masjid
sebagai representasi kehidupan merupakan salah satu ikon budaya yang
penting. (Sumber: wong168)