Suburb yang termasuk dalam daerah City
of Canterbury ini adalah tempat berkumpulnya muslim dari berbagai
negara, diantaranya dari India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia,
Malaysia, Jazirah Arab, Mesir, Afrika Selatan, Somalia, Libanon dan
Turki.
Untuk masyarakat kedua negeri
terakhir bisa kita kenali kehadirannya dari restoran kebab dan pizza
mereka yang mudah ditemukan di pinggir jalan Lakemba. Sedangkan penduduk
lainnya berasal dari Australia asli, China dan negeri-negeri pasifik
seperti Tonga, Fiji dan Samoa.
Sebagaimana di bagian lainnya
dari kota besar Australia yang biasanya terdapat China Town, Lakemba
secara alamiah berkembang menjadi suburb pusat kawasan muslim di Sydney
yang berpenduduk sekitar empat setengah juta orang ini.
Suasana pertokoan di Lakemba
Para imigran maupun pendatang
temporer ini kebanyakan bekerja di berbagai sektor formal seperti
perawat, dosen, guru TK, pegawai pemerintah, mahasiswa dan student,
pekerja kebun, pekerja pabrik, cleaner serta beragam profesi lainnya.
Banyak pula diantaranya yang berusaha di sektor riil seperti pemilik
toko buku, apotik, serta hotel dan restoran.
Wilayah ini berkembang cukup
pesat semenjak hadirnya muslim dari berbagai negara, sehingga membuat
bahagia penduduk setempat pemilik property, karena harga sewa yang terus
meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi sehari-hari muslim Lakemba, tersedia toko-toko dan layanan jasa
lainnya yang mereka usahakan sendiri, termasuk salah satunya adalah
supermarket halal yang dimiliki oleh seorang warga muslim dari
Indonesia.
Supermarket halal ini
menyediakan banyak bahan makanan impor dari negara-negara Asia khususnya
Indonesia, mulai dari aneka macam sambal, kerupuk, terasi, santan
kelapa, mie instant, tahu, tempe, sampai bumbu-bumbu lainnya. Kehadiran
supermarket masakan halal serta Asia tersebut membuat warga muslim
seperti tinggal di negeri asal mereka.
Halal Supermarket di Lakemba |
Khusus untuk halal
butchery, pemerintah Australia dalam hal ini Ministry of Agriculture,
Australian Federation of Islamic Councils dan Australian Government
Supervised Muslim Slaughter System (AGSMS) menerapkan sertifikasi yang
ketat untuk memastikan kehalalan daging yang akan dikonsumsi oleh kaum
muslim, sebuah jaminan yang mungkin lebih baik dari negeri muslim
sendiri seperti di Indonesia.
Masyarakat muslim dari Indonesia
banyak pula yang menetap di kota kecil ini. Komunitas perawat dari
Indonesia dalam jumlah cukup besar, sebanyak lebih dari seratus orang
tinggal di sekitaran Sydney termasuk Lakemba ini. Sedangkan lainnya yang
telah lama menetap di Lakemba, memiliki beragam profesi.
Satu diantaranya membuka usaha
restoran masakan Padang yang cukup ramai dikunjungi para pembeli dari
berbagai negara. Kehadiran restoran Padang ini tentu saja menjadi salah
satu tempat berkumpulnya orang Indonesia, yang secara tidak langsung
juga turut memperkenalkan masakan Indonesia di negeri Koala ini.
Restoran Padang di Lakemba |
Kehadiran komunitas
muslim yang ramai seperti di Lakemba ini tentu saja turut memberikan
kontribusi bagi perkembangan ekonomi Australia.
Kegiatan keislaman
Meski tidak ada catatan resmi
tentang berapa jumlah muslim di Lakemba karena agama tidak masuk dalam
pertanyaan sensus penduduk di Australia, namun perkiraan konservatif
menghasilkan angka 80% lebih penduduknya adalah muslim. Kaum muslim
secara alamiah membentuk komunitas-komunitas keislaman berdasarkan asal
negara mereka.
Namun, selain itu hadir pula
berbagai organisasi keislaman internasional seperti Jamaah Tabligh,
Hisbut Tahrir dan Salafy. Meski terkadang terjadi persinggungan karena
perbedaan mahsab, aliran dan pemikiran, muslim Lakemba yang minoritas di
Australia hidup rukun dengan jalinan ukkuwah yang kuat diantara mereka,
baik sesama muslim senegara mapun dengan muslim dari negara lainnya.
Di kawasan kecil dari kota
Sydney ini terdapat enam buah masjid dan mushola yang dikelola oleh
berbagai komunitas muslim, salah satunya adalah masjid Al Hijrah yang
dikelola muslim dari Indonesia. Nama Al Hijrah yang merujuk pada
perjalanan kaum muslim pada jaman Nabi ke Madinah dari Makkah, seolah
menjadi penanda hijrahnya kaum muslim ke negeri Koala ini.
Al Hijrah Mosque, Lakemba |
Kegiatan keislaman
yang dilakukan di masjid ini selain sholat lima waktu dan sholat Jumat
adalah pengajian kaum terpelajar yang diselenggarakan setiap minggu
subuh, pengajian umum pada sabtu malam, TPA pada minggu jam sepuluh
pagi, serta pengajian ibu-ibu.
Para Ustad selain berasal dari
Lakemba, beberapa diantaranya juga dihadirkan dari Indonesia seperti
dosen dan professor serta ulama yang sedang di Australia, yang biasanya
dilaksanakan pada weekend yaitu Jumat, Sabtu atau Minggu malam.
Tema-tema pengajian pada hari
minggu sehabis subuh itu diantaranya membahas tentang hadis nabi,
ekonomi islam, islam sebagai rahmatan lil alamin, islam sebagai the way
of life dan ideology, dan isu-isu islam kontemporer lainnya. Para
peserta pengajian sangat antusias mengikuti pengajian minggu pagi itu,
beberapa diantaranya dengan melontarkan pertanyaan maupun masukan yang
kritis. Acara pengajian pagi biasanya diakhiri dengan makan bersama oleh
seluruh jamaah pengajian.
Pengajian minggu subuh di Masjid Al Hijrah |
Selain acara
keagamaan, acara-acara inovatif bernuansa keislaman juga dilaksanakan
seperti pengajian tahun baru (Masehi), dialog, talk show, serta barbeque
dan open house bagi non-muslim yang dikukan di Masjid Lakemba. Selain
itu, masjid juga digunakan untuk acara akad nikah, selain di public
library atau town hall. Arisan ibu-ibu sebagai ajang silaturahmi juga
rutin dilaksanakan di rumah belakang masjid Al Hijrah ini.Demikian
sekelumit cerita tentang muslim di Lakemba, Australia.(Nico Andrianto)
Sumber Hidayatullah