1. Abu Bakar Ash- Shiddiq
Saat Abu Bakar menjelang wafat, Aisyah berkata: “Demi umurmu! kekayaan takkan lagi berguna kalau nyawa sudah di tenggorokan dan dada sudah terasa sesak” Maka, Abu Bakar berkata, ”janganlah berkata seperti itu namun katakanlah: وجائت سكرة الموت بالحق ذالك ماكنت منه تحيد
“Dan datanglah sekaratul maut dengan sebenar-benarnya. itulah yang kamu selalu lari darinya,” (Qaf: 19) Karena ayat itulah Abu Bakar mengatakan hal tersebut. ( HR. Ahmad dalam Z-zuhud)
2. Umar bin Khathab
Menjelang wafatnya, Umar berkata, ”Sungguh celaka diriku dan ibuku, jika Allah tidak merahmatiku” (lih. At-Thabaqaat, ibnu saad)
3. Utsman bin Affan
Ketika beberapa sahabat masuk menemui utsman yang tengah menghadapi ajal, ia melantunkan: “Saya melihat mati tak membuat orang sedih jadi kekal tak membiarkan kaum Ad menjadi penguasa bumi dan tempat-tempat tinggi penghuni benteng tidur dalam benteng yang tertutup sementara kematian datang dari puncak gunung yang tinggi.”c(lih. at-tabshiirah)
4. Ali bin Abi Thalib
Ketika Ali terluka Ia berkata kepada dirinya sendiri: “kencangkanlah dadamu untuk menghadapi maut! karena sekarang mati akan mendatangi kamu jangan takut pada kematian kalau ia sudah datang!”
4. Muawiyah bi Abu Sofyan
Menjelang datang ajal, Muawiayah berkata: “jika engkau menayaiku tentang amalku Maka pertanyaanmu ialah adzab, sementara aku tak kuat menanggung adzab-Mu
Jika engkau maafkan aku, maka engkau ialah rabb yang maha pemaaf yang memaafkan dosa hambanya, mesti sebanyak butiran tanah.” (lih. at-tabshiirah)
Menjelang wafatnya, Muawiyah mengatakan kepada orang-orang di sekitarnya, ”Bantulah aku untuk duduk!” setelah duduk, ia bertasbih memuji Allah dan berdzikir kepada-Nya, lalu menangis seraya berkata,” wahai Muawiyah, apakah engkau baru ingat Allah setelah tua dan lemah? mengapa engkau tidak mengingit-Nya saat masih mudah?”
Muawiyah kemudian menangis dengan suara keras, lalu ia berkata, ”Wahai Rabbku, rahmatilah orang tua yang selalu bermaksiat, yang berhati keras! Ya Allah, maafkanlah kesalahanku, ampunilah dosaku! maafkanlah aku yang tak berharap selain kepada-Mu dan hanya percaya kepada-Mu!”(lih. min qashashish shaalihiin)
5. Mua’adz bin jabal
Menjelang wafat, Mu’adz berkata,”aku berlindung kepada Allah dari malam yang berakhir di neraka. selamat datang kematian, pengunjung kekasihnya, datang pada orang miskin. ya Allah, aku selalu berkarap kepada-Mu! ya Allah, engkau tahu aku tak cinta dunia dan hidup lama di dalamnya dengan mengisinya hanya sekedar untuk membuat sungai dan menanam pohon! Akan tetapi, aku cinta dunia dan ingin hidup lama di dalamnya untuk berpuasa, shalat tahajud, dan duduk bersama ulama di majelis taklim.”
6. Abu Darda’
Ketika akan wafat, Abu Darda’ berkata,”kemana orang yang beramal untuk menghadap kematian? kemana orang yang beramal untuk menghadap kematian?” lantas Abu Darda’ menangis. istrinya pun menanyainya,”mengapa engkau menangis? padahal engkau telah menemani Rasulullah? Abu Darda’ menjawab,”bagaimana aku tidak menangis,sedangkan aku tidak tahu apa yang terjadi kepadaku akibat dosa-dosaku.”(lih. at-tabshiirah)
7. Abu Hurairah
Menjelang ajal, Abu hurairah menangis, kemudian ada yang bertanya,”mengapa anda menangis? ” “jauhnya perjalanan ,sedikitnya bekal,dan terminal yang berakhir,surga atau neraka,”jawab Abu Hurairah.(lih.at-tabshiira
8. Hudzaifah Ibnu Yaman
Dikalanya sakitnya, Hudzaifah ditanya, ”Apa yang anda inginkan?” ia menjawab, ”Surga.”Hudzaifah ditanya lagi, ”Apa yang anda kelukan saat ini?” ” aku mengelukan dosaku” jawabnya.
ketika kematian menghampiri, ia berkata,” wahai kematian, tenggelamkanlah aku didalammu, cengkramlah aku dengan kuat! hatiku akan tetap akan mencintaimu. sebab kehidupan yang menyenangkan akan tiba setelah kedatanganmu, kekasih yang datang kepada orang yang berpunya. sungguh, akan rugi orang yang menyesal di hari itu. bukankah dibelakangku ada hal-hal yang tidak aku ketahui? segala puji bagi Allah yang telah memanggilku sebelum datangnya gelombang fitnah”.
9. Salman Al-Farisi
Ketika Salman akan wafat, ia memanggil istrinya, ”kemarilah, ambilah barang yang kau simpan! ”lalu, istrinya datang membawa barang itu, sebuah kantong berisi minyak wangi.salman mengatakan, ”ambilah baskom dan isilah dengan air! ”kemudian Salman mencampurkan minyak wangi itu dengan air, lalu berkata kepada istrinya, ”percikan air wangi itu ke badanku! karena sekarang, disini sedang ada makhluk Allah yang mencium bau wangi dan tidak makan makanan manusia”.
Salman berkata lagi kepada istrinya, ”keluarlah dari sini dan tutuplah pintu!” istrinya pun keluar, sejenak kemudian ia kembali masuk, dan salman telah wafat, semoga ia diridhai Allah.”(lih. min qashashish shalihiin)
10. Sa’ad bin Abi Waqqash
ketika wafat sa’ad menyuruh mengambilkan jubah wool yang telah usang. Sa’ad mengatakan, ”kafanilah aku dengan jubah ini! karena saya telah mengenakan jubah ini saat melawan kaum musyrikin pada perang Badar,. ”saya menyimpan jubah itu untuk hari kematianku.”
11. Hasan bin Ali
ketika menghadapi ajal, Raqabah bin Mashqalah mengatak, ”ketika Hasan menjelang wafat, ia berkata kepada orang di sekitarnya,” kelurkan tempat tidurku kehalaman! lalu, Hasan memandang ke langit dan berkata,” Ya Allah, aku persembahkan jiwaku kepada-Mu ,mengharap pahala-Mu!sungguh jiwaku sangat kucintai”. (HR. Abi Dunya dengan sanad shahih)
12. Abu Dzar Al-Ghifari
dari Ibrahim Al-Asytar dari ayahnya dari Ummi Dzar mengisahkan,”menjelang Abu Dzar wafat, aku menangis.karena mellihatku menangis Abu Dzar bertanya,”apa yang membuatmu menangis?’ ku jawab, ”bagaimana aku tidak menangis melihatmu mati di padang pasir sendirian.aku tidak tahu bagaimana menyiapkan tandu untuk mengangkatmu keliang lahat.kita juga tak memiliki baju untuk mengapanimu.
Abu Dzar berkata,”jangan menangis! bergembiralah! kaena aku mendengar Nabi bersabda,”dua orang tua muslim yang ditinggal mati oleh dua atau tiga orang anaknya,lalu mereka sabar dan mengharapkan pahala dari Allah atas musibah itu, pasti tidak akan perna melihat neraka.’aku juga mendengar Nabi bersabda kepada beberapa orang yang salah satunya ialah aku sendiri,”salah seorang diantara kalian akan mati di padang pasir dan akan ada sekelompaok orang beriman yang menyaksikan jenazahnya.”
seluruh mereka yang ada saat itu telah mati di kota atau ditengah kaumnya, dan sungguhlah aku yang akan mati ditengah padang pasir.Demi Allah aku tidak berbohong,aku tidak berbohong.keluar dan lihatlah kejalan!’istrinya berkata,’bagaimana mungkin ada orang lewat? musim haji telah berlalu dan tak ada lagi musafir yang lewat,’ Abu Dzar menjawab,’ lihatlah di jalan!’ lalu aku menaiki sebuah bukit dan melihat kesegala penjuru.setelah beberapa saat aku kembali ke rumah untuk merawat Abu Dzar. aku pergi lagi ke bukit dan kembali lagi berulang-ulang.
setelah beberapa saat, aku melihat beberapa musafir yang mengendari unta. mereka tampak seperti burung elang berwarna hitam dan putih.aku berlari kearah mereka dan mereka pun menghampiri aku.mereka meletakkan cambuk di leher unta dan berkata,’ ada apa dengan anda wahai hamba perempuan?’ aku menjawab,’ ada orang beriman yang mati?’ siapa ia?’ aku menjawab,’ Abu Dzar mereka bertanya, Abu Dzar sahabat Nabi?, ya.’
mereka lalu memuji Abu Dzar dan menuju rumahnya, kemudian masuk.Abu Dzar menyambut mereka dan mengatakan, bergembiralah! karena saya mendengar Nabi bersabda,” dua orang tua muslim yang ditinggal mati oleh dua atau tiga orang anaknya,lalu mereka sabar dan mengharapkan pahala dari Allah atas musibah itu, pasti tidak akan perna melihat neraka.
Dan aku juga mendengar Nabi bersabda kepada beberapa orang yang salah satunya ialah aku sendiri,” salah seorang diantara kalian akan mati di padang pasir dan akan ada sekelompaok orang beriman yang menyaksikan jenazahnya.” seluruh mereka yang ada saat itu telah mati di kota atau ditengah kaumnya, dan sungguhlah aku yang akan mati ditengah padang pasir.
Demi Allah aku tidak berbohong, aku tidak berbohong!sungguh jika memiliki kain untuk kafanku, pasti aku akan mengafani diriku dengan baju itu atau baju istriku ini.saya meminta kalian atas nama Allah, janganlah mengafaniku orang yang pernah menjada gubernur, kepala pasukan, pesuruh, ataupun kepala regu pasukan.
Seluruh orang yang hadir disitu pernah memegang jabatan tersebut,kecuali seorang pemuda dari Anshar.ia mengatakan,’ saya akan mengafani anda dengan surbanku ini dan dua kainku yang ditenun sendiri oleh ibiku.’ Abu Dzar berkata,’ kafanilah aku, akhirnya pemuda tadi mengafaninya dan menguburkannya bersama rombongannya. diantara mereka terdapat Hujr bin Adiy Al- Adbar dan Malik bin Al- Asytar, seluruh rombongan mereka ialah orang Yaman.
13. Abu Musa AL- Asy’ari
Dhahhak Bbin Abdurrahman berkata’ “Abu Musa memanggil anak-anaknya saat menjelang wafat. ia mengatakan pergilah menggali kubur, luaskan dan dalamkan kuburanku!’ kemudian mereka kembali dan mengatakan, ‘kami sudah menggali kubur yang luas dan dalam.
Abu Musa berkata, “Demi Allah, sesungguhnya kuburanku itu hanya untuk salah satu dari dua tempat: kuburanku diluaaskan dan dilebarkan hingga 40 hasta. lalu pintu surga dibuka dan aku bisa melihat istri dan istanaku juga nikmat kemuliaan yang disediakan untukku nanti.