Sejak lama, mat Islam ikut memberikan andil yang besar dalam
pengembangan teknologi. Hal ini bisa diketahui melalui berbagai temuan
dan pembuatan peralatan mekanik oleh cendekiawan Muslim. Karya paling
menonjol dihasilkan oleh Badi al-Zaman al-Jazari dan Taqi al-Din.
Sebagian teknologi peralatan
yang berhasil dikembangkan itu diyakini turut membantu dimulainya
revolusi industri di Barat. Beragam peralatan itu tak hanya bernilai
estetik, tetapi juga memiliki fungsi membantu pengembangan perta nian,
baik industri maupun keperluan sehari-hari.
Melalui al-Jazari dan Taqi
al-Din, yang tercatat sebagai insinyur yang berpenga ruh pada bidang
teknologi permesinan, generasi ilmuwan berikutnya dapat menemukan
rujukan mengenai poros engkol, misalnya. Juga, katup yang kini mewujud
pada mesin pembakaran internal.
Profesor Salim al-Hassani dari
Universitas Manchester, Inggris, memuji kejeniusan mereka. Menurut dia,
al-Jazari dan Taqi al-Din adalah penemu dan perancang peralatan
permesinan awal di dunia Islam. Ia telah melakukan penelitian dan kajian
terhadap rancangan mesin al-Jazari dan Taqi al-Din.
Selain mengandalkan analisis
matema tika, Hassani melakukan pengukuran perinci memakai simulasi
komputer gra fis. Hasilnya, unjuk kerja peralatan kuno memiliki
karakteristik serupa dengan peralatan modern yang ada. Tak heran jika
sejumlah kalangan menyematkan Bapak Teknik Modern pada al-Jazari.
Sejarah mencatat al-Jazari
sebagai tokoh besar di bidang mekanik abad ke-12. Ia lahir sekitar 1136
Masehi di al-Jazira, sebuah kawasan antara Sungai Tigris dan Eufrat.
Sebagian besar masa hidupnya dihabiskan di Diyar Bakir, Turki. Di sana,
dia menuangkan pemikiran dan berkarya.
Ini merupakan masa ketika
orang-orang berbahasa Turki mulai menguasai bagian dunia tersebut. Pada
tahun 1174, al-Jazari bekerja sebagai ahli teknik untuk Dinasti Bani
Artuq, penguasa Mesopotamia (Irak). Karena keahliannya, ia memperoleh
sejumlah gelar prestisius, seperti Rais al-A’mal.
Gelar tersebut menunjukkan
dirinya adalah pemimpin para insinyur pada masa itu. Sementara itu,
gelar Badi al-Zaman dan al-Shaykh memberikan pengakuan sebagai ilmuwan
tak tertandingi serta bermartabat. Ehsan Masood dalam Ilmuwan Muslim
Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern mengatakan bahwa alJazari juga
seorang ahli komunikasi andal.
Al-Jazari mampu menulis dan
menggambar. Temuan-temuannya menginspirasi rancangan mesin-mesin modern
saat ini. Karya fenomenalnya adalah al Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi
Fi Sinat ‘at al-Hiyal atau The Book of Knowledge of Ingenious
Mechanical Devices yang dirampungkan pada 1198 Masehi.
Buku ini seluruhnya mencakup
teori dan praktik mekanik sekaligus mendokumentasikan sekitar 50 temuan
yang dilengkapi rancangan gambar secara teperinci. Berkat kepeloporan
yang gemilang pada bidang teknik, al-Jazari turut mengangkat sejarah
peradaban Islam pada abad pertengahan.
Di antara desain mekaniknya yang
mengundang decak kagum para ilmuwan adalah pembuatan jam gajah. Alat
tersebut tepatnya berupa jam air berbentuk gajah. Jam gajah
mengombinasikan prinsip air Archimedes dengan gajah India dan pengukur
waktu yang menggunakan air, naga Cina, phoenix Mesir, karpet Persia,
serta angka Arab.
Jam tersebut dipandang sebagai
pencapaian luar biasa yang memanfaatkan tekanan air untuk otomatisasi.
Adanya kebutuhan untuk mengetahui waktu shalat menjadi titik penting
pengembang an jam air semacam itu. Alat ini mampu menunjukkan waktu
secara tepat, baik siang maupun malam, melalui simbal dan burung
berkicau.
Kondisi geografis di dunia Islam
memicu pula sejumlah penemuan. Air menjadi masalah krusial di wilayah
kekuasaan Islam yang beriklim kering dan tanah tandus. Warga harus
mencari sumber mata air bawah tanah untuk keperluan minum, rumah tangga,
irigasi pertanian, industri, dan sebagainya.
Untuk itulah, diperlukan alat
pemompa air yang efektif. Masyarakat kuno sejatinya sudah memanfaatkan
semacam peralatan pompa air, yakni shaduf dan saqiya. Shaduf digunakan
secara luas oleh peradaban Assiria dan Mesir kuno. Alat itu terdiri atas
balok panjang yang ditopang dua pilar dengan balok kayu horizontal.
Adapun shaqiya berupa mesin
bertenaga hewan dengan mekanisme gerak yang terdiri atas dua roda
gigi.Al-Jazari lalu mengembangkan kedua alat ini menjadi sebuah mesin
yang mampu memasok air dalam jumlah cukup banyak. Ia juga menciptakan
mesin yang menggunakan balok dan tenaga binatang.
Mekanisme yang melibatkan roda
gigi dan engkol menggerakkan secara naik turun balok tadi. Ini adalah
mesin pertama yang menggunakan engkol sebagai unsur penting sebuah
mesin. Sebuah mesin kontrol mekanik merupakan karyanya yang lain. Alat
itu diterapkan pada pintu besi besar yang memakai kombinasi kunci dengan
baut.
Dia pun merancang sejumlah
peralatan automata, seperti mesin otomatis, peralatan rumah tangga, dan
automata musik yang digerakkan air. Prestasi mengagumkan di bidang
teknik mesin turut ditorehkan Taqi al-Din. Ilmuwan ini lahir di
Damaskus, Suriah, pada 1525 Masehi.
Nama lengkapnya adalah Taqi al
Din Muhammad bin Ma’ruf bin Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad
bin Yusuf bin Muhammad al-Shami. Ia merupakan ahli teknik terbesar di
dunia Islam. Ia juga penulis produktif. Hal ini terbukti dengan 19 buku
teknik yang berhasil ia tulis.
Salah satunya berjudul Al-Toruq
alSaniyah fi al-Alat al-Rohanyah, yang berisi deskripsi beberapa
peralatan mesin kreasinya. Dalam manuskripnya, Taqi alDin menjelaskan
mekanisme kerja mesin pompa. Mesin yang digerakkan oleh air ini
menunjukkan kemajuan hebat yang dicapai umat Islam.
Roda air yang ada di dalam mesin
menggerakkan piston yang saling berhubungan. Silinder piston terhubung
dengan pipa penyedot. Pipa penyedot selanjutnya menyedot air dari
sumbernya dan membagikannya ke sistem pasokan air. Para ahli permesinan
meyakini bahwa pompa ini merupakan contoh awal dari sistem double-acting
principle.
Menurut Ehsan Masood, periode
kedua tokoh besar ini berkiprah merupakan puncak teknologi mekanik
Islam. Yang mereka ciptakan telah membawa penga ruh luar biasa di
berbagai bidang kehidupan pada zamannya. Al-Jazari dan Taqi al-Din
berhasil menunjukkan betapa penting teknologi kuno dalam membentuk dunia
modern.
Sumber: Republika