Sejarah dunia kerap mengagungkan nama Christopher Columbus sebagai
orang pertama yang menemukan benua Amerika. Akan tetapi, beberapa sumber
kesejarahan merekam kehadiran umat Islam dari Timur Tengah dan Afrika
yang telah berlangsung sejak berabad silam ke wilayah tersebut, jauh
melampaui sebelum Columbus.
Adalah putra Columbus sendiri,
yang bernama Ferdinand, mengungkapkan temuan ayahnya ketika sampai di
wilayah utara dan timur Honduras. Kala itu, sang penjelajah asal Spanyol
menyaksikan keberadaan orang-orang hitam asal Afrika. Mereka kerap
disebut sebagai orang Jaras dan Guabas. Nama ini kemungkinan memiliki
kaitan dengan nama sebuah kota di Ghana, yakni Jarra.
Sedangkan kata Guabas, menurut
sejumlah sejarawan, bisa dikaitkan dengan kata Kabah atau Kubba, yang
notabene merupakan kiblat umat Muslim yang terletak di Tanah Suci
Makkah. Maka itu sangat beralasan bila penduduk asal Afrika itu adalah
pendatang asal Mali yang sudah memeluk agama Islam yang datang setelah
kejatuhan Andalusia.
Beberapa komunitas Muslim di
Honduras pada abad 16 dan 17, kerap menyebut diri mereka dengan istilah
Almamys. Ini merujuk pada tempat asal mereka dari Spanyol. Mereka
nampaknya juga memiliki kaitan erat dengan penduduk Muslim asal Afrika
yang ditemui Columbus di kawasan utara dan timur.
Sejarawan Giles Cauvet dalam
'Les Berberes de l'Amerique' melakukan studi perbandingan etnografi
antara pendatang dari Afrika, Timur Tengah dan warga asli Amerika.
Menurutnya, komunitas yang menamakan diri sebagai Almamys hanya sedikit
menjalin kontak dengan ekspedisi Columbus. Istilah itu sendiri dapat
ditemukan pada literatur-literatur Islam kuno dari abad 12. '’Bila
merujuk pada bahasa Mandinka Mali kuno, istilah tadi memiliki pertautan
dengan kata /al Immamu/ yang berarti seorang imam, atau pemimpin,’’
jelasnya.
Demikian pula dalam buku
terkenal berjudul 'Nuzhat al Musthaq fi Isthiraq al Afaq' karya
sejarawan Muslim terkemuka al Idrisi pada abad 12, menceritakan
perjalanan laut satu kelompok umat Islam berjumlah delapan orang. Mereka
berlayar dari Afrika Utara dan singgah di Lisbon, Portugal. Setelah
menempuh perjalanan selama 31 hari, akhirnya mereka sampai di wilayah
yang diyakini sebagai kepulauan Karibia. Selanjutnya mereka mengembara
kembali sebelum sampai ke wilayah Amerika Tengah.
Sumber: Republika