Keutamaan Surat
Al-Fatihah
Assalamualaikum warohmatulahi
wabarokatuh, wahai saudara saudariku sobat asa Blog yang kucintai karena Allah
SWT.
Saat ini asa blog sedang ingin membagikan
beberapa tread tentang islami yang niatnya Insyaallah agar kita bisa bersama
sama dapat mempelajari islam , satu satunya agama yang diridhoi Allah SWT ,
yang insyaallah ini dapat menjadi bekal diakhirat kelak karena “
Jika manusia telah meninggal maka
putuslah amalnya kecuali tiga macam:
1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)
1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)
terlebih dahulu asa Blog ingin
mengingatkan kepada sobat asa Blog yang kucintai karena Allah bahwa janganlah
kita bertikai hanya karena sunah atau yang sesungguhnya tidak diwajibkan ,
justru pertikaian sangat dimurkai Allah subhanawataala , yang diperlukan adalah
niat ibadah karena Allah SWT yang maha HAQ.
Hmmz,di tread ini asa blog akan membahas
mengenai Keutamaan Surat Al-Fatihah,
Nah,apakah sobat asa Blog yang kucintai
karena Allah tertarik dengan judul Keutamaan Surat
Al-Fatihah ini,
Nah,banyak sekali sumber sumber
yang membahas mengenai Keutamaan Surat Al-Fatihah,dan
kebanyakan berbeda isinya,
Asa Blog sendiri akan mencoba
mengulas dari sudut pandang asa dan beberapa sumber yang insayaallah dapat
mendapatkan pandangan yang Objektif.
lebih jelasnya silahkan sobat asa Blog
baca perincian tread Keutamaan Surat Al-Fatihah ini ya,semoga bermanfaat.!
Jazzakallahu khair
Surat Al-Fatihah adalah surat yang amat
masyhur, telah dikenal oleh seluruh kaum muslimin. Saking terkenalnya,
terkadang sebagian kaum muslimin menyalahgunakannya, seperti membacanya untuk
orang mati saat ziarah kubur, atau mengirimkan pahalanya kepada Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailaniy, dan
orang-orang yang telah mati. Semua ini tak ada contohnya dari Allah dan
Rasul-Nya.
Surat Al-Fatihah amat masyhur, namun
banyak di antara kita tak mengetahui fadhilah, dan keutamaannya. Padahal banyak
sekali hadits-hadits yang menunjukkan keutamaannya, baik dari sisi kandungan
atau kedudukannya di sisi Allah -Azza wa Jalla-. Diantara fadhilah dan
keutamaan Surat Al-Fatihah:
Surat yang
Paling Agung
Orang yang membaca Al-Fatihah akan
mendapatkan balasan pahala yang besar di sisi Allah. Terlebih lagi jika ia
membacanya dengan ikhlash, dan mentadabburi maknanya.
Abu Sa’id bin Al-Mu’allaa -radhiyallahu
‘anhu- berkata,
كُنْتُ أُصَلِّيْ فَدَعَانِيَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّيْ كُنْتُ
أُصَلِّيْ, قَالَ: أَلَمْ يَقُلِ اللهُ: (اسْتَجِيْبُوْا لِلّهِ وَلِلرَّسُوْلِ إِذَا
دَعَاكُمْ), ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ
أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ؟. فَأَخَذَ بِيَدِيْ, فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ,
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّكَ قُلْتَ: لأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ مِنْ
الْقُرْآنِ. قَالَ: (الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ), هِيَ السَّبعُ الْمَثَانِيْ
وَاْلقُرْآنُ الْعَظِيْمُ الَّذِيْ أُوْتِيْتَهُ
“Dulu aku pernah sholat.
Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memanggilku. Namun aku tak memenuhi
panggilan beliau. Aku katakan, “Wahai Rasulullah, tadi aku sholat“. Beliau
bersabda, “Bukankah Allah berfirman,
“Penuhilah seruan Allah
dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu“. (QS. Al-Anfaal: 24).
Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau
kuajarkan surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari
masjid”?. Beliau pun memegang tanganku. Tatkala kami hendak keluar, maka aku
katakan, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi Anda bersabda, “Aku
akan ajarkan kepadamu Surat yang paling agung dalam Al-Qur’an”. Beliau
bersabda, “Alhamdulillahi Robbil alamin. Dia ( Surat Al-Fatihah) adalah tujuh
ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim yang diberikan kepadaku”. [HR.
Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4720), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1458), dan
An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (913)]
Al-Imam Ibnu At-Tiin-rahimahullah-
berkata saat menjelaskan makna hadits di atas, “Maknanya, bahwa pahalanya lebih
agung (lebih besar) dibandingkan surat lainnya”. [Lihat Fathul Bari(8/158)
karya Ibnu Hajar Al-Asqolaniy]
Surat
Terbaik dalam Al – Qur’an
Surat Al-Fatihah merupakan surat terbaik,
karena ia mengandung tauhid, ittiba’ (mengikuti) Sunnah, adab berdo’a, al-wala’
wal baro’, keimanan terhadap perkara gaib, dan lainnya.
Ibnu Jabir-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
اِنْتَهَيْتُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ إِهْرَاقَ الْمَاءَ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ
اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ: السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ
يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ
فَانْطَلَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِيْ وَأَنَا خَلْفَهُ
حَتَّى دَخَلَ عَلَى رَحْلِهِ وَدَخَلْتُ أَنَا الْمَسْجِدَ فَجَلَسْتُ كَئِيْبًا حَزِيْنًا
فَخَرَجَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَطَهَّرَ فَقَالَ
: عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ و
عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ ثُمَّ قَالَ اَلاَ أُخْبِرُكَ يَا عَبْدَ اللهِ
بْنَ جَابِرٍ بِخَيْرِ سُوْرَةٍ فِيْ الْقُرْآنِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ:
اِقْرَأْ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَتَّى تَخْتِمَهَا
“Aku tiba kepada
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , sedang beliau mengalirkan air. Aku
berkata, “Assalamu alaika, wahai Rasulullah”. Maka beliau tak menjawab salamku
(sebanyak 3 X). Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berjalan,
sedang aku berada di belakangnya sampai beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk
ke masjid sambil duduk dalam keadaan bersedih. Maka keluarlah Rasulullah
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- menemuiku, sedang beliau telah bersuci seraya
bersabda, “Alaikas salam wa rahmatullah (3 kali)”. Kemudian beliau bersabda,
“Wahai Abdullah bin Jabir, maukah kukabarkan kepadamu tentang sebaik-baik surat
di dalam Al-Qur’an”. Aku katakan, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Bacalah
surat Alhamdulillahi Robbil alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai engkau
menyelesaikannya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4/177). Hadits ini di-hasan-kan
oleh Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 17633)]
Al –
Fatihah adalah Al – Qur’an Al – Azhim
Surat Al-Fatihah dinamai oleh Allah
dengan “Al-Qur’an Al-Azhim”, padahal Al-Qur’an Al-Azim bukan hanya Al-Fatihah,
masih ada surat-surat lainnya yang berjumlah 11 3. Namun Allah -Azza wa Jalla-
menamainya demikian karena kandungan Al-Fatihah meliputi segala perkara yang
dikandung oleh Al-Qur’an Al-Azhim secara global. Wallahu A’lam bish showab.
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda,
أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِيْ
وَالْقُرْآنُ الْعَظِيْمُ
“Ummul Qur’an (yakni,
Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim“.
[HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4427), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1457), dan
At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (3124)]
Surat
Ruqyah
Al-Qur’an seluruhnya bisa digunakan dalam
meruqyah. Namun secara khusus Al-Fatihah pernah dipergunakan oleh para sahabat
dalam meruqyah sebagian orang yang tergigit kalajengking. Dengan berkat
pertolongan Allah, orang yang digigit kalajengking tersebut sembuh kala itu
juga.
Sekarang kita dengarkan kisahnya dari
sahabat Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu- ketika beliau berkata,
انْطَلَقَ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ سَفْرَةٍ سَافَرُوْهَا حَتَّى نَزَلُوْا عَلَى
حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوْهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوْهُمْ
فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ شَيْءٌ
فَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلاَءِ الرَّهْطَ الَّذِيْنَ نَزَلُوْا لَعَلَّهُ
أَنْ يَكُوْنَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌ فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوْا: يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ
إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَ وَسَعْيُنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ فَهَلْ عَنْدَ
أَحَدٍ مِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ ؟ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: نَعَمْ وَاللهِ إِنِّيْ لأَُرْقِي
وَلَكِنْ وَاللهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُوْنَا فَمَا أَنَا بِرَاقٍ
لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوْا لَنَا جُعْلاً فَصَالَحُوْهُمْ عَلَى قَطِيْعٍ مِنَ الْغَنَمِ
فَانْطَلَقَ يَتْفُلُ عَلَيْهِ وَيَقْرَأُ { الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
} . فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي وَمَا بِهِ قَلَبَةٌ . قَالَ:
فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمُ الَّذِيْ صَالَحُوْهُمْ عَلَيْهِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: اقْسِمُوْا
فَقَالَ الَّذِيْ رَقِيَ: لاَ تَفْعَلُوْا حَتَّى نَأْتِيّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ لَهُ الَّذِيْ كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوْا
عَلَى رَسُوْلِ اللهِ فَذَكَرُوْا لَهُ فَقَالَ: وَمَا يُدْرِيْكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ
. ثُمَّ قَالَ: قَدْ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوْا وَاضْرِبُوْا لِيْ مَعَكُمْ سَهْمًا . فَضَحِكَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
” Ada beberapa orang dari
kalangan sahabat Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah berangkat dalam
suatu perjalanan yang mereka lakukan sampai mereka singgah pada suatu
perkampungan Arab. Mereka pun meminta jamuan kepada mereka. Tapi mereka enggan
untuk menjamu mereka (para sahabat). Akhirnya, pemimpin suku itu digigit
kalajengking. Mereka (orang-orang kampung itu) telah mengusahakan segala
sesuatu untuknya. Namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Sebagian diantara
mereka berkata, “Bagaimana kalau kalian mendatangi rombongan (para sahabat)
yang telah singgah. Barangkali ada sesuatu (yakni, obat) diantara
mereka”.Orang-orang itu pun mendatangi para sahabat seraya berkata, “Wahai para
rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat, dan kami telah melakukan
segala usaha, tapi tidak memberikan manfaat kepadanya. Apakah ada sesuatu
(obat) pada seorang diantara kalian?” Sebagian sahabat berkata, “Ya, ada. Demi
Allah, sesungguhnya aku bisa me-ruqyah. Tapi demi Allah, kami telah meminta
jamuan kepada kalian, namun kalian tak mau menjamu kami. Maka aku pun tak mau
me-ruqyah kalian sampai kalian mau memberikan gaji kepada kami”. Merekapun
menyetujui para sahabat dengan gaji berupa beberapa ekor kambing. Lalu seorang
sahabat pergi (untuk me-ruqyah mereka) sambil memercikkan ludahnya kepada
pimpinan suku tersebut, dan membaca, “Alhamdulillah Robbil alamin (yakni,
Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang itu terlepas dari ikatan. Maka mulailah ia
berjalan, dan sama sekali tak ada lagi penyakit padanya. Dia (Abu Sa’id)
berkata, “Mereka pun memberikan kepada para sahabat gaji yang telah mereka
sepakati. Sebagian sahabat berkata, “Silakan bagi (kambingnya)”. Yang me-ruqyah
berkata, “Janganlah kalian lakukan hal itu sampai kita mendatangi Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu kita sebutkan kepada beliau tentang
sesuatu yang terjadi. Kemudian kita lihat, apa yang beliau perintahkan kepada
kita”. Mereka pun datang kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
seraya menyebutkan hal itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, “Apa yang
memberitahukanmu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” Kemudian beliau bersabda
lagi, “Kalian telah benar, silakan (kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian
bersama kalian”. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa“. [HR.
Al-Bukhoriy (2156), Muslim (2201)]
Al-Imam Ibnu Abi Jamroh-rahimahullah-
berkata, “Tempat memercikkan ludah ketika me-ruqyah adalah usai membaca
Al-Qur’an pada anggota badan yang dilalui oleh ludah”. [Lihat Tuhfah
Al-Ahwadziy (9/206)]
Cahaya
Untuk Ummat Islam
Satu lagi diantara fadhilah Al-Fatihah,
ia disebut dengan cahaya, karena di dalamnya terdapat petunjuk bagi seorang
muslim dalam semua urusannya. Jika kita mengkaji Al-Fatihah secara mendalam,
maka kita akan mendapat banyak faedah dan petunjuk. Oleh karena itu, sebagian
ulama’ telah menulis kitab khusus menafsirkan Al-Fatihah dan mengeluarkan
mutiara hikmahnya yang berisi pelita yang menerangi kehidupan kita.
Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
بَيْنَمَا جِبْرِيْلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ نَقِيْضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ
فَقَالَ: هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ
الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ: هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى اْلأَرْضِ لَمْ
يَنْزِلُ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ: أَبْشِرْ بِنُوْرَيْنِ أُوْتِيْتَهُمَا
لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ: فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيْمَ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ
لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيْتَهُ
“Tatkala Jibril duduk di
sisi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , maka ia mendengarkan suara (seperti
suara pintu saat terbuka) dari atasnya. Maka ia (Jibril) mengangkat kepalanya
seraya berkata, “Ini adalah pintu di langit yang baru dibuka pada hari ini;
belum pernah terbuka sama sekali, kecuali pada hari ini”. Lalu turunlah dari
pintu itu seorang malaikat seraya Jibril berkata, “Ini adalah malaikat yang
turun ke bumi; ia sama sekali belum pernah turun, kecuali pada hari ini”.
Malaikat itu pun memberi salam seraya berkata, “Bergembiralah dengan dua cahaya
yang diberikan kepadamu; belum pernah diberikan kepada seorang nabi sebelummu,
yaitu Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat penutup Surat Al-Baqoroh. Tidaklah engkau
membaca sebuah huruf dari keduanya, kecuali engkau akan diberi“. [HR. Muslim
dalam Shahih-nya (806), dan An-Nasa’iy (912)]
Penentu
Sholat
Al-Fatihah adalah kewajiban bagi setiap
orang yang mengerjakan sholat, baik ia imam, makmum, atau pun munfarid (sholat
sendiri). Barangsiapa yang tak membacanya, maka sholatnya tak sah.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا
بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلاَثًا غَيْرُ تَمَامٍ فَقِيْلَ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ:
إِنَّا نَكُوْنُ وَرَاءَ اْلإِمَامِ فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِيْ نَفْسِكَ فَإِنِّيْ
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى:
قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ
“Barangsiapa yang
melakukan sholat, sedang ia tak membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) di dalamnya,
maka sholatnya kurang (3X), tidak sempurna”. Abu Hurairah ditanya, “Bagaimana
kalau kami di belakang imam”. Beliau berkata, “Bacalah pada dirimu (yakni,
secara sirr/pelan), karena sungguh aku telah mendengar Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda, “Allah -Ta’ala- berfirman, “Aku telah membagi
Sholat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku dengan hamba-Ku setengah, dan hamba-Ku
akan mendapatkan sesuatu yang ia minta”. [HR. Muslim (395), Abu Dawud (821),
At-Tirmidziy (2953), An-Nasa’iy (909), dan Ibnu Majah (838)]
Abu Zakariya An-Nawawiy-rahimahullah-
berkata, “Al-Fatihah dinamai sholat, karena sholat tak sah, kecuali bersama
Al-Fatihah“. [Lihat Syarh Shohih Muslim (2/127)]
Inilah beberapa diantara keutamaan
Al-Fatihah, kami sajikan bagi para khotib, da’i, penuntut ilmu, dan seluruh
kaum muslimin agar mereka tahu dan mengamalkan hadits-hadits shohih ini, dan
menyebarkannya, tanpa berpegang lagi dengan hadits-hadits lemah dan palsu
tentang fadhilah Al-Fatihah.
Sumber :
http://www.ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=428 Penulis: Buletin
Jum’at Al-Atsariyyah Judul: Keutamaan Surat Al-Fatihah
Sumber lain : quran dan sunah
Nah,itulah yang bisa ASA BLOG
sajikan untuk saudara saudariku yang kucintai karena Allah taala mengenai Keutamaan Surat Al-Fatihah , semoga kita dapat memetik
hikmah dan pelajaran dari informasi yang asa blog post kan kali ini.amin
jika sobat asa blog memiliki
pendapat lain mengenai Keutamaan Surat Al-Fatihah atau
memiliki kritik dan saran tentang asa blog ini,silahkan di share di posting
komentar,jika tidak bisa silahkan posting di sebelah kanan page ini (karikatur
putih bertuliskan minum kopi gan(…) di home page asaarham.blogspot.com
) atau dapat pula menghubungi asa blog lewat facebook
asa tutup wassalamualaikum
warohmatullahiwabarokatu.
Jazzakallahu khair