Mengenal
Imam Al Mahdi – Nama dan Nasabnya, Sifat Fisiknya, Waktu dan Proses Munculnya
Assalamualaikum warohmatulahi
wabarokatuh, wahai saudara saudariku sobat asa Blog yang kucintai karena Allah
SWT.
Saat ini asa blog sedang ingin membagikan
beberapa tread tentang islami yang niatnya Insyaallah agar kita bisa bersama
sama dapat mempelajari islam , satu satunya agama yang diridhoi Allah SWT ,
yang insyaallah ini dapat menjadi bekal diakhirat kelak karena “
Jika manusia telah meninggal maka
putuslah amalnya kecuali tiga macam:
1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)
1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)
terlebih dahulu asa Blog ingin
mengingatkan kepada sobat asa Blog yang kucintai karena Allah bahwa janganlah
kita bertikai hanya karena sunah atau yang sesungguhnya tidak diwajibkan ,
justru pertikaian sangat dimurkai Allah subhanawataala , yang diperlukan adalah
niat ibadah karena Allah SWT yang maha HAQ.
Hmmz,di tread ini asa blog akan membahas
mengenai Mengenal Imam Al Mahdi – Nama dan
Nasabnya, Sifat Fisiknya, Waktu dan Proses Munculnya,
Nah,apakah sobat asa Blog yang kucintai
karena Allah tertarik dengan judul Mengenal Imam Al
Mahdi – Nama dan Nasabnya, Sifat Fisiknya, Waktu dan Proses Munculnya ini,
Nah,banyak sekali sumber sumber
yang membahas mengenai Mengenal Imam Al Mahdi –
Nama dan Nasabnya, Sifat Fisiknya, Waktu dan Proses Munculnya,dan
kebanyakan berbeda isinya,
Asa Blog sendiri akan mencoba
mengulas dari sudut pandang asa dan beberapa sumber yang insayaallah dapat
mendapatkan pandangan yang Objektif.
lebih jelasnya silahkan sobat asa Blog
baca perincian tread Mengenal Imam Al Mahdi – Nama
dan Nasabnya, Sifat Fisiknya, Waktu dan Proses Munculnya ini ya,semoga bermanfaat.!
Jazzakallahu khair
Mengenal Al-Imam Al-Mahdi
Syariat sejatinya telah
gamblang menjelaskan definisi dan menyuguhkan gambaran akan sosok Al-Imam
Al-Mahdi. Namun bersemainya penyimpangan tak pelak menjadikan gambaran Al-Imam
Al-Mahdi itu menjadi kabur.
Beriman akan Munculnya
Telah menjadi kewajiban setiap
muslim untuk mengimani segala yang diberitakan oleh Nabi kita Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana ini menjadi konsekuensi persaksian kita:
“Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ
حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَيُؤْمِنُوا بِي وَبِمَا جِئْتُ بِهِ،
فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّهَا
وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga
mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang benar melainkan Allah dan agar
mereka beriman kepada apa yang kubawa. Bila mereka melakukan itu maka mereka
telah melindungi darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haknya. Adapun perhitungannya
diserahkan kepada Allah.” (Shahih, HR. Muslim, Kitabul Iman Bab Al-Amru bi
Qitalin Nas Hatta.)
Bahkan Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah tegaskan:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ
وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah
dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Al-Hasyr: 7)
Ini menunjukkan wajibnya
beriman dengan segala yang diberitakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, baik berita yang terkait dengan apa yang telah lalu atau yang akan
datang. Termasuk di antaranya adalah akan munculnya Al-Imam Al-Mahdi.
Berita akan munculnya sosok
penegak sunnah nan adil itu telah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits. Bahkan tak sedikit dari para ulama yang
menyatakan bahwa haditsnya mencapai derajat mutawatir secara makna, sehingga
tiada lagi celah bagi siapapun untuk mengingkarinya. Di antara ulama yang
menyatakan kemutawatiran hadits-haditsnya adalah Abul Hasan Muhammad bin Husain
As-Sijzi (wafat 363 H), Muhammad Al-Barzanji (wafat 1103 H), As-Safarini,
As-Sakhawi, Asy-Syaukani, Shiddiq Hasan Khan, Al-Kattani, dan lain-lain
rahimahumullah.
Dan para ulama yang menyebutkan
keshahihan hadits tentang Al-Mahdi sangat banyak, dari kalangan ulama terdahulu
maupun belakangan. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu telah menyebutkan
sebagian nama mereka, di antaranya 16 ulama yang saya sebutkan sebagiannya: Abu
Dawud, Al-Qurthubi, Ibnu Taimiyyah, Adz-Dzahabi, Ibnul Qayyim, dan Ibnu Hajar
rahimahumullah.
Sehingga ini menjadi salah satu
akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. As-Safarini mengatakan: “Telah banyak riwayat
yang menyebutkan akan munculnya Al-Mahdi sehingga mencapai derajat mutawatir
secara makna. Dan itu telah tersebar di kalangan Ahlus Sunnah sehingga
teranggap sebagai aqidah mereka….” –beliau menyebut hadits, atsar serta nama
para sahabat yang meriwayatkannya, lalu beliau berkata– “Dan telah diriwayatkan
dari para sahabat yang disebutkan dan selain mereka dengan riwayat yang banyak,
juga dari para tabi’in setelah mereka, yang dengan semua itu memberi faedah
ilmu yang pasti. Maka mengimani munculnya Mahdi adalah wajib sebagaimana telah
ditetapkan oleh para ulama dan tertulis dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah.
(Lawami’ul Anwar Al-Bahiyyah, 2/84)
Beberapa Hadits tentang Al-Imam
Al-Mahdi
1. Dari Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا
إِلاَّ يَوْمٌ – قَالَ زَائِدَةُ فِي حَدِيْثِهِ – لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ
حَتَّى يَبْعَثَ فِيْهِ رَجُلاً مِنِّي – أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي – يُوَاطِئُ اسْمُهُ
اسْمِي وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمَ أَبِي، يَمْلَأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ
ظُلْمًا وَجَوْرًا
“Bila tidak tersisa dari dunia kecuali satu hari
–Za`idah (salah seorang rawi) mengatakan dalam haditsnya– tentu Allah akan
panjangkan hari tersebut, sehingga Allah utus padanya seorang lelaki dariku
–atau dari keluargaku–. Namanya sesuai dengan namaku, dan nama ayahnya seperti
nama ayahku. Ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya telah
dipenuhi dengan kedzaliman dan keculasan.” (Hasan Shahih, HR. Abu Dawud, Shahih
Sunan no. 4282; sanadnya jayyid menurut Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam
Al-Manarul Munif; At-Tirmidzi no. 2230, 2231; Ibnu Hibban no. 6824, 6825)
2. Dari ‘Ali (bin Abi Thalib)
radhiyallahu ‘anhudari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mengatakan:
لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنْ الدَّهْرِ
إِلاَّ يَوْمٌ لَبَعَثَ اللهُ رَجُلاً مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يَمْلَؤُهَا عَدْلاً كَمَا
مُلِئَتْ جَوْرًا
“Bila tidak tersisa dari masa ini kecuali satu
hari, tentu Allah akan munculkan seorang lelaki dari ahli baitku (keluargaku)
yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana (sebelumnya) telah
dipenuhi dengan kecurangan.” (Shahih, HR. Abu Dawud no. 4283 Kitab Al-Mahdi dan
ini adalah lafadznya, Ibnu Majah no. 4085, Kitabul Fitan Bab Khurujul Mahdi)
3. Dari Ummu Salamah radhiyallahu
‘anha, ia mengatakan: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
الْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي مِنْ
وَلَدِ فَاطِمَةَ
“Al-Mahdi dari keluargaku dari putra Fathimah.”
(Shahih, HR. Abu Dawud dan ini lafadznya, Shahih Sunan no. 4284, Ibnu Majah no.
4086, dan Al-Hakim no. 8735, 8736)
4. Dari Abu Sa’id Al-Khudri
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda:
الْمَهْدِيُّ مِنِّي، أَجْلَى الْجَبْهَةِ
أَقْنَى اْلأَنْفِ، يَمْلَأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا
يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِيْنَ
“Al-Mahdi dariku, dahinya lebar, hidungnya
mancung, memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana (sebelumnya) telah dipenuhi
dengan kedzaliman, berkuasa selama 7 tahun.” (Hasan, HR. Abu Dawud no. 4285 dan
ini lafadznya, Ibnu Majah no. 4083, At-Tirmidzi, Kitabul Fitan Bab Ma Ja`a Fil
Mahdi no. 2232, Ibnu Hibban no. 6823, 6826 dan Al-Hakim no. 8733, 8734, 8737)
5. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda:
كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ
مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ؟
“Bagaimana dengan kalian jika turun kepada kalian
putra Maryam, sementara imam kalian dari kalian?” (Shahih, HR. Al-Bukhari,
Kitab Ahaditsul Anbiya` Bab Nuzul ‘Isa ibni Maryam, no. 3449; Muslim dalam
Kitabul Iman Bab Fi Nuzul Ibni Maryam, 2/369, 390)
6. Dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي
يُقَاتِلُوْنَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. قَالَ: فَيَنْزِلُ
عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَيَقُوْلُ أَمِيْرُهُمْ: تَعَالَ صَلِّ
لَنَا، فَيَقُوْلُ: لاَ، إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ تَكْرِمَةَ اللهِ
هَذِهِ اْلأُمَّةَ
“Masih tetap sekelompok dari umatku berperang di
atas kebenaran. Mereka unggul sampai hari kiamat, lalu turun ‘Isa putra Maryam.
Maka pemimpin mereka mengatakan: ‘Kemari, jadilah imam kami.’ Ia menjawab:
‘Tidak, sebagian kalian adalah pemimpin atas sebagian yang lain, sebagai
kemuliaan dari Allah untuk umat ini’.” (Shahih, HR. Muslim dalam Kitabul Iman
Bab La Tazal Tha`ifah min Ummati, 2/370, no. 393)
Hadits-hadits yang terdapat
dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim ini menunjukkan dua hal:
Pertama: Ketika turunnya ‘Isa
bin Maryam dari langit, yang memegang kepemimpinan muslimin ketika itu adalah
seorang dari mereka.
Kedua: Keberadaan pemimpin
mereka untuk shalat, lalu ia mengimami muslimin, serta permintaannya kepada
Nabi ‘Isa ‘alaihissalam saat turunnya untuk mengimami mereka. Ini semua
menunjukkan keshalihan pemimpin tersebut dan bahwa ia berada di atas petunjuk.
Dan (dalam hadits) itu walaupun
tidak ada penegasan dengan lafadz Al-Mahdi, tetapi menunjukkan sifat orang yang
shalih yang mengimami muslimin di waktu itu. Dan terdapat hadits-hadits dalam
kitab-kitab Sunan maupun Musnad serta lainnya, yang menerangkan bahwa
hadits-hadits yang ada dalam dua kitab shahih itu menunjukkan bahwa orang
shalih tersebut bernama Muhammad bin Abdullah dari keturunan Al-Hasan bin ‘Ali,
yang disebut dengan Al-Mahdi. Dan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu
sebagiannya menerangkan sebagian yang lain. Di antara hadits yang menunjukkan
hal itu adalah hadits yang diriwayatktan oleh Al-Harits ibnu Abi Usamah dalam
Musnad-nya dengan sanadnya dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَنْزِلُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ
فَيَقُوْلُ أَمِيْرُهُمُ الْمَهْدِيُّ: تَعَالَ، صَلِّ بِنَا. فَيَقُوْلُ: لاَ، إِنَّ
بَعْضَهُمْ أَمِيْرُ بَعْضٍ، تَكْرِمَةُ اللهِ لِهَذِهِ اْلأُمَّةِ
“Isa putra Maryam turun, lalu pemimpin mereka
Al-Mahdi mengatakan: ‘Imamilah kami’. Ia menjawab: ‘Sesungguhnya sebagian
mereka pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai kemuliaan dari Allah untuk
umat ini’.”
Hadits ini dikatakan oleh Ibnul
Qayyim rahimahullahu dalam kitabnya Al-Manarul Munif: “Sanadnya bagus.” (Abdul
Muhsin Al-‘Abbad, ‘Aqidatu Ahlil Atsar. Lihat pula Ash-Shahihah, no. 2236)
Nama Al-Imam Al-Mahdi dan
Nasabnya
Nama beliau adalah Muhammad
atau Ahmad bin Abdullah. Seperti dalam hadits yang lalu, Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam menyebutkan: “Namanya sesuai dengan namaku, dan nama ayahnya
sesuai dengan nama ayahku.”
Dia dari keturunan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di mana disebutkan dalam riwayat: “Dari ahli
baitku.” (HR. Abu Dawud, no. 4282 dan 4283). Dalam riwayat lain: “Dari keluarga
terdekatku (‘itrah-ku).” (HR. Abu Dawud, no. 4284). Dalam riwayat lain:
“Dariku.” (HR. Abu Dawud no. 4285) dari jalur perkawinan ‘Ali bin Abu Thalib
dan Fathimah bintu Rasulillah. Sebagaimana dalam hadits yang lalu dikatakan:
“Seseorang dari keluargaku” dan “dari anak keturunan Fathimah.” (HR. Abu Dawud
no. 4284)
Oleh karenanya, Ibnu Katsir
rahimahullahu mengatakan: “Dia adalah Muhammad bin Abdillah Al-‘Alawi (keturunan
Ali) Al-Fathimi (keturunan Fathimah) Al-Hasani (keturunan Al-Hasan). Allah
Subhanahu wa Ta’ala memperbaikinya dalam satu malam yakni memberinya taubat,
taufik, memberinya pemahaman serta bimbingan padahal sebelumnya tidak seperti
itu.” (An-Nihayah fil Malahim wal Fitan, 1/17, Program Maktabah Syamilah)
Sifat Fisiknya
Di antara sifat fisiknya adalah
sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abu Dawud (no. 4285) dan yang lain:
أَجْلَى الْجَبْهَةِ Artinya,
“Tersingkap rambutnya dari arah kepala bagian depan,” atau “Dahinya lebar.”
أَقْنَى اْلأَنْفِ “Hidungnya
mancung, ujungnya tajam, bagian tengahnya agak naik.”
Al-Qari mengatakan: “Maksudnya,
beliau tidak pesek, karena yang demikian adalah bentuk yang tidak disukai.”
Menebar Keadilan
Di antara sifat Al-Mahdi adalah
bahwa ia menebar keadilan dan melenyapkan kedzaliman serta keculasan.
Sebagaimana tersebut dalam hadits: “Memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana
sebelumnya dipenuhi dengan kezhaliman.” (HR. Abu Dawud no. 4282, 4283, 4285)
Sehingga disebutkan dalam
hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda:
يَكُوْنُ فِي أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ
إِنْ قَصَرَ فَسَبْعٌ وَإِلاَّ فَتِسْعٌ فَتَنْعَمُ فِيْهِ أُمَّتِي نِعْمَةً لَمْ
يَنْعَمُوا مِثْلَهَا قَطُّ تُؤْتَى أُكُلَهَا وَلاَ تَدَّخِرُ مِنْهُمْ شَيْئًا وَالْمَالُ
يَوْمَئِذٍ كُدُوْسٌ فَيَقُوْمُ الرَّجُلُ فَيَقُوْلُ: يَا مَهْدِيُّ أَعْطِنِي. فَيَقُولُ:
خُذْ
“Akan datang pada umatku Al-Mahdi bila masanya
pendek maka tujuh tahun, kalau tidak maka 9 tahun. Maka umatku pada masa itu
diberi kenikmatan dengan kenikmatan yang tidak pernah mereka rasakan yang
semacam itu sama sekali. Mereka diberi rizki yang luas. Mereka tidak menyimpan
sesuatu pun. Harta saat itu berlimpah sehingga seseorang bangkit dan
mengatakan: ‘Wahai Mahdi, berilah aku.’ Diapun menjawab: ‘Ambillah’.” (Hasan,
HR. Ibnu Majah no. 4083, Kitabul Fitan Bab Khurujul Mahdi, 4/412, dan Al-Hakim
no. 8739. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu menghasankannya)
Dalam riwayat At-Tirmidzi
disebutkan:
فَيَجِيْءُ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَيَقُوْلُ:
يَا مَهْدِيُّ، أَعْطِنِي، أَعْطِنِي. قَالَ: فَيَحْثِي لَهُ فِي ثَوْبِهِ مَا اسْتَطَاعَ
أَنْ يَحْمِلَهُ
“Sehingga datang kepadanya seseorang seraya
mengatakan: ‘Wahai Mahdi, berilah aku, berilah aku.’ Nabi mengatakan: “Maka
Mahdi menuangkan untuknya di pakaiannya sampai ia tidak dapat membawanya.”
Ibnu Katsir rahimahullahu
mengatakan: “Di masanya, buah-buahan banyak. Tanam-tanaman lebat, harta benda
melimpah. Penguasa benar-benar berkuasa, agama menjadi tegak, musuh menjadi
hina, kebaikan terwujud di masanya terus-menerus.” (An-Nihayah Fil-Malahim
1/18, Program Maktabah Syamilah)
Dalam riwayat Al-Hakim,
disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَخْرُجُ فِيْ آخِرِ أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ
يُسْقِيْهِ اللهُ الْغَيْثَ، وَتُخْرِجُ اْلأَرْضُ نَبَاتَهَا، وَيُعْطِي الْمَالَ
صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ الْمَاشِيَةُ وَتَعْظُمُ اْلأُمَّةُ، يَعِيْشُ سَبْعاً أَوْ ثَمَانِيًا
– يَعْنِيْ حِجَجًا -
“Muncul di akhir umatku Al-Mahdi. Allah
menyiramkan hujan, sehingga bumi mengeluarkan tanamannya. Ia membagi harta
secara merata. Binatang ternak semakin banyak, umat pun menjadi besar. Ia hidup
selama 7 atau 8 –yakni tahun–.” (HR. Al-Hakim, Kitabul Fitan wal Malahim no.
8737. Beliau mengatakannya sebagai hadits yang shahih sanadnya, dan disepakati
oleh Adz-Dzahabi dan Ibnu Khaldun. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu
mengatakan: “Sanadnya shahih.” Lihat Ash-Shahihah, 4/40, hadits no. 1529)
Waktu Munculnya
Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi
Syarh Sunan At-Tirmidzi disebutkan: “Ketahuilah, yang sudah dikenal di kalangan
seluruh pemeluk Islam sepanjang masa bahwa di akhir zaman pasti muncul seorang
dari ahlul bait (keluarga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang membela
agama dan menebarkan keadilan, serta diikuti oleh muslimin. Ia juga menguasai
kerajaan-kerajaan Islam. Ia dijuluki Al-Mahdi. Juga tentang keluarnya Dajjal
serta tanda-tanda kiamat sesudahnya yang terdapat dalam kitab Shahih, muncul
setelahnya. Dan bahwa kemunculan ‘Isa juga setelahnya, kemudian beliau membunuh
Dajjal. Atau ‘Isa turun setelahnya lalu membantunya untuk membunuh Dajjal
kemudian bermakmum kepada Mahdi dalam shalatnya.” (Kitabul Fitan Bab Ma Ja`a
fil Mahdi)
At-Tirmidzi rahimahullahu
meriwayatkan dari Zir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ
الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي
“Dunia tidak akan lenyap hingga seorang dari
keluargaku menguasai bangsa Arab. Namanya sesuai dengan namaku.” (HR.
At-Tirmidzi no. 2230, Kitabul Fitan Bab Ma Ja`a fil Mahdi, 4/438 dan beliau
mengatakan: “Hasan shahih.” Demikian pula yang dikatakan Al-Albani
rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)
Dari sini, berarti munculnya
Al-Imam Al-Mahdi adalah di akhir zaman sekaligus mengawali tanda-tanda besar
akan datangnya kiamat. Namun sebagian ulama sempat ragu, apakah Mahdi ini
sebagai awal tanda yang besar atau tanda yang lain. Sebagian ulama menyatakan
dengan yakin bahwa Mahdi sebagai tanda pertama, lalu berturut-turut datang
tanda yang lain. Di antara yang menyebutkan dengan tegas yang demikian adalah
Muhammad Al-Barzanji rahimahullahu (wafat 1103 H). Beliau mengatakan dalam
bukunya Al-’Isya`ah li Asyrath As-Sa’ah: “Bab Ketiga, tanda-tanda besar dan
tanda-tanda yang dekat, yang setelahnya tibalah hari kiamat, dan itu juga
banyak. Di antaranya Al-Mahdi, dan itu yang pertama.” (dinukil dari ‘Aqidah
Ahlus Sunnah wal Atsar fil Mahdi Al-Muntazhar)
Adapun Ibnu Katsir
rahimahullahu mengatakan: “Munculnya, nanti di akhir zaman. Dan saya kira,
keluarnya adalah sebelum turunnya ‘Isa bin Maryam, sebagaimana ditunjukkan oleh
hadits-hadits yang berkaitan dengan hal itu.”
Masa Kekuasaannya
Terdapat dalam Sunan
At-Tirmidzi:
إِنَّ فِي أُمَّتِي الْمَهْدِيَّ
يَخْرُجُ يَعِيْشُ خَمْسًا أَوْ سَبْعًا أَوْ تِسْعًا -زَيْدٌ الشَّاكُّ- قَالَ: قُلْنَا:
وَمَا ذَاكَ؟ قَال: سِنِيْنَ.
“Sesungguhnya pada umatku ada Al-Mahdi. Ia
muncul, hidup (berkuasa) 5 atau 7 atau 9.” –Zaid (salah seorang rawi/periwayat)
ragu–. Abu Sa’id mengatakan: “Apa itu?” Beliau menjawab: “Tahun.”
يَكُوْنُ فِي أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ
إِنْ قُصِرَ فَسَبْعٌ وَإِلاَّ فَتِسْعٌ
“Akan datang pada umatku Al-Mahdi, bila masanya
pendek maka 7 tahun, kalau tidak maka 9 tahun.” (HR. Ibnu Majah no. 4083)
Dengan perbedaan riwayat ini,
maka Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Ini menunjukkan bahwa paling lama
masa tinggal (kekuasaan)-nya adalah 9 tahun, dan sedikitnya 5 atau 7 tahun.”
(An-Nihayah Fil Malahim wal Fitan, 1/18, Program Maktabah Syamilah)
Sementara Al-Mubarakfuri
mengatakan: “Yakni, keraguan itu berasal dari Zaid. Sementara dari shahabat Abu
Sa’id dalam riwayat Abu Dawud: ‘dan menguasai selama 7 tahun’ tanpa keraguan.
Demikian pula dalam hadits Ummu Salamah dalam riwayat Abu Dawud dengan lafadz
‘maka dia tinggal selama 7 tahun’ tanpa keraguan. Maka riwayat yang tegas lebih
dikedepankan daripada yang ragu.” (Tuhfatul Ahwadzi, 6/15, Program Maktabah
Syamilah)
Asal Munculnya
Riwayat-riwayat di atas
menunjukkan bahwa munculnya dari arah timur atau Al-Masyriq. Ibnu Katsir
rahimahullahu mengatakan:
“Munculnya Mahdi dari negeri-negeri timur bukan
dari gua Samarra, seperti disangka oleh orang-orang bodoh dari kalangan
Syi’ah.” (An-Nihayah Fil Malafim wal Fitan, 1/17, Program Maktabah Syamilah)
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, ia mengatakan:
بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ أَقْبَلَ فِتْيَةٌ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ
فَلَمَّا رَآهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْرَوْرَقَتْ عَيْنَاهُ
وَتَغَيَّرَ لَوْنُهُ. قَالَ: فَقُلْتُ: مَا نَزَالُ نَرَى فِي وَجْهِكَ شَيْئًا نَكْرَهُهُ.
فَقَالَ: إِنَّا أَهْلُ بَيْتٍ اخْتَارَ اللهُ لَنَا اْلآخِرَةَ عَلَى الدُّنْيَا،
وَإِنَّ أَهْلَ بَيْتِي سَيَلْقَوْنَ بَعْدِي بَلاَءً وَتَشْرِيْدًا وَتَطْرِيْدًا
حَتَّى يَأْتِيَ قَوْمٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَعَهُمْ رَايَاتٌ سُوْدٌ فَيَسْأَلُوْنَ
الْخَيْرَ فَلاَ يُعْطَوْنَهُ فَيُقَاتِلُوْنَ فَيُنْصَرُوْنَ فَيُعْطَوْنَ مَا سَأَلُوا
فَلاَ يَقْبَلُوْنَهُ حَتَّى يَدْفَعُوْهَا إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي فَيَمْلَؤُهَا
قِسْطًا كَمَا مَلَئُوْهَا جَوْرًا، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيَأْتِهِمْ
وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ
“Tatkala kami berada di sisi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang sekelompok pemuda dari Bani
Hasyim. Ketika Nabi melihat mereka, kedua mata beliau berlinang air mata dan
berubahlah roman mukanya. Maka aku katakan: ‘Kami masih tetap melihat pada
wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai.’ Lalu beliau menjawab: ‘Kami ahlul bait.
Allah telah pilihkan akhirat untuk kami daripada dunia. Dan sesungguhnya
sepeninggalku, keluargaku akan menemui bencana-bencana dan pengusiran. Hingga
datang sebuah kaum dari arah timur, bersama mereka ada bendera berwarna hitam1.
Mereka meminta kebaikan namun mereka tidak diberi, lalu mereka memerangi dan
mendapat pertolongan sehingga mereka diberi apa yang mereka minta, tetapi
mereka tidak menerimanya. Hingga mereka menyerahkan kepemimpinan kepada
seseorang dari keluargaku. Lalu ia memenuhi bumi ini dengan keadilan
sebagaimana orang-orang memenuhinya dengan kezhaliman. Barangsiapa di antara
kalian mendapatinya maka datangilah mereka, walaupun dengan merangkak di atas
es’.” (HR. Ibnu Majah no. 4082, sanadnya hasan lighairihi menurut Asy-Syaikh
Al-Albani rahimahullahu dalam Adh-Dha’ifah, 1/197, pada pembahasan hadits no.
85)
As-Sindi mengatakan: “Yang
nampak, kisah itu merupakan isyarat keadaan Al-Mahdi yang dijanjikan. Oleh
karena itu, penulis (Ibnu Majah) menyebutkan hadits ini dalam bab ini (bab
keluarnya Al-Mahdi).”
Ibnu Katsir rahimahullahu
mengatakan: “Dan orang-orang dari timur mendukung (Al-Mahdi), menolongnya dan
menegakkan agamanya, serta mengokohkannya. Bendera mereka berwarna hitam, dan
itu merupakan pakaian yang memiliki kewibawaan, karena bendera Rasulullah
berwarna hitam yang dinamai Al-Iqab.” (An-Nihayah fil Malahim, 1/17, Program
Maktabah Syamilah)
Beliau juga mengatakan:
“Maksudnya, Al-Mahdi yang terpuji yang dijanjikan keluarnya di akhir zaman asal
munculnya adalah dari arah timur, dan diba’iat di Ka’bah seperti yang
disebutkan oleh nash hadits.” (idem, 1/17)
Tentang tempat bai’atnya telah
diisyaratkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Seseorang dibai’at di antara rukun (Hajar Aswad)
dan Maqam (Ibrahim).” (HR. Ibnu Hibban no. 6827, Ahmad, dan Al-Hakim; dan
beliau menshahihkannya)
Proses Munculnya Al-Imam
Al-Mahdi
Munculnya Al-Imam Al-Mahdi
bukan bak sulap batil, yang seolah muncul tanpa sebab dan tiba-tiba. Namun
munculnya tentu mengikuti sunnatullah pada alam ini, yakni melalui proses yang
menuju ke arah sana.
Menjelaskan hal itu, Asy-Syaikh
Al-Albani rahimahullahu mengatakan: “…Nabi memberikan kabar gembira tentang
akan datangnya seseorang dari keluarganya dan beliau menyebutkannya dengan
sifat-sifat yang menonjol. Di antara yang sifat terpenting adalah bahwa beliau
berhukum dengan Islam dan menebarkan keadilan di antara manusia.
Jadi, pada hakikatnya beliau
termasuk para mujaddid yang Allah Subhanahu wa Ta’ala munculkan di penghujung
tiap 100 tahun, sebagaimana telah shahih berita (tentang hal ini) dari beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini (keberadaan mujaddid di tiap satu abad) juga
bukan berarti tidak perlu berupaya mencari ilmu dan mengamalkannya untuk
memperbarui agama. Sehingga, akan keluarnya Al-Mahdi tidaklah berarti
bermalas-malasan karenanya, serta tidak bersiap atau beramal untuk menegakkan
hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala di muka bumi. Bahkan sebaliknya (beramal)
itulah yang benar, karena Al-Mahdi tidak mungkin upayanya lebih dari Nabi kita
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang selama 23 tahun berbuat untuk
mengokohkan pilar-pilar Islam dan menegakkan negaranya.
Maka kira-kira apa yang akan
dilakukan Al-Mahdi seandainya ia muncul dan mendapati kaum muslimin dalam
kondisi terpecah, berkelompok-kelompok dan ulama mereka (muncul) –kecuali
sedikit dari mereka– (karena) orang-orang telah menjadikan mereka sebagai para
pemimpin. Tentu (Al-Mahdi) tidak akan dapat menegakkan negara Islam kecuali
setelah mempersatukan kalimat mereka dan menyatukan mereka dalam satu barisan
serta dalam satu bendera.
Dan ini –tanpa diragukan– membutuhkan
waktu yang panjang, Allah Maha Tahu tentangnya. Syariat serta akal, keduanya
mengharuskan agar orang-orang yang ikhlas dari kalangan muslimin menjalankan
kewajiban ini. Sehingga manakala Al-Mahdi keluar, tiada kebutuhan kecuali
tinggal menggiring mereka kepada kemenangan. Kalaupun belum keluar, maka mereka
pun telah melakukan kewajiban mereka dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللهُ
عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهُ وَالْمُؤْمِنُوْنَ
“Dan katakanlah: ‘Beramallah kalian, maka Allah
dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat amalan kalian itu’.”
(At-Taubah: 105) [Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 4/42-43]
Wallahu a’lam.
1 Ibnu Katsir rahimahullahu
mengatakan: “Bendera itu bukanlah yang dibawa Abu Muslim dari Khurasan yang
kemudian menghancurkan dinasti Bani Umayyah pada tahun 132 H. Namun bendera
hitam lain, yang datang mengiringi Al-Mahdi.” (An-Nihayah, 1/17)
Bukan pula pasukan Thaliban
yang di Afghanistan, sebagaimana yang disebut dalam poster berjudul Huru-Hara Akhir
Zaman karya Amin Muhammad Jamaludin yang laris itu. Selebaran itu sendiri sarat
dengan berbagai ramalan dan takwil (baca: penyelewengan makna) hadits-hadits
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tanda-tanda hari kiamat. Hendaknya
kaum muslimin tidak lekas terkesima dengan takwil semacam itu. Sebagaimana pula
hal ini tidak berarti mengingkari hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang peristiwa akhir zaman.
Dikutip dari asysyariah Penulis : Al-Ustadz Qomar ZA, Lc. Judul:
Mengenal Al-Imam Al-Mahdi
Sumber lain : quran dan sunah
Nah,itulah yang bisa ASA BLOG
sajikan untuk saudara saudariku yang kucintai karena Allah taala mengenai Mengenal Imam Al Mahdi – Nama dan Nasabnya, Sifat Fisiknya,
Waktu dan Proses Munculnya , semoga kita dapat memetik hikmah dan
pelajaran dari informasi yang asa blog post kan kali ini.amin
jika sobat asa blog memiliki
pendapat lain mengenai Mengenal Imam Al Mahdi –
Nama dan Nasabnya, Sifat Fisiknya, Waktu dan Proses Munculnya atau
memiliki kritik dan saran tentang asa blog ini,silahkan di share di posting
komentar,jika tidak bisa silahkan posting di sebelah kanan page ini (karikatur
putih bertuliskan minum kopi gan(…) di home page asaarham.blogspot.com
) atau dapat pula menghubungi asa blog lewat facebook
asa tutup wassalamualaikum
warohmatullahiwabarokatu.
Jazzakallahu khair