Allah
berfirman dalam Hadits Qudsi yang artinya : " Nabi Musa a.s telah
bertanya kepada Allah : " Ya Rabbi ! siapakah diantara hamba-MU yang
lebih mulia menurut pandangan-Mu ?" Allah berfirman :" Ialah orang yang
apabila berkuasa (menguasai musuhnya), dapat segera memaafkan."
(Kharaithi dari Abu Hurairah r.a)
****************
Nabi
Musa a.s pernah mengajukan pertanyaan kepada Allah, siapa diantara
hamba - hamba-Nya yang lebih mulia menurut padangan Allah, Allah
menerangkan kepadanya :" Mereka adalah orang yang berhati mulia ,
berlapang dada, bersikap toleran terhadap musuh atau orang yang
memusuhinya disaat ia berkuasa melakukan sekehendaknya."
Ia
tidak melampiaskan balas dendam atau sakit hatinya terhadap orang itu,
bahkan dia memaafkan karena Allah semata - mata . orang yang berhati
emas semacam itu tinggi kedudukannya disisi Allah swt.
Saudaraku....
dapat kita simpulkan bahwa memaafkan musuh atau orang yang memusuhi
kita atau menyakiti kita ketika kita dapat melakukan pembalasan adalah
satu perbuatan yang sangat baik dan tinggi nilainya disisi Allah. selain
dari itu malahan menambah tinggi martabat dan derajat kita pada
pandangan masyarakat dan musuh.
Dalam
tarikh dikemukakan perilaku dan ketinggian budi pekerti Rasulullah
saw.Dalam gahzwah uhud Rasulullah mendapat luka pada muka dan juga patah
beberapa buah giginya. berkatalah salah seorang sahabatnya :" Cobalah
tuan doakan agar mereka celaka." Rasulullah menjawab :"Aku sekali kali
tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak
kepada kebaikan dan sebagai rahmat. Lalu beliau menengadahkan tangannya
kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa :" Allahummaghfir liqaumi fa innahum la ya" lamun " Ya Allah ampunikah kaumku , karena mereka tidak mengetahui ."
Rasulullah
tidak berniat membalas dendam, tapi malah memaafkan mereka dan kemudian
dengan rasa kasih sayang beliau mendoakan agar mereka diberi ampunan
Allah, karena dianggapnya mereka masih belum tahu tujuan ajakan baik
yang dilakukannya.
dalam
ghazwah uhud itu juga, seorang budak hitam bernama Wahsyi yang
dijanjikan oleh tuannya untuk dimerdekakan bila dapat membunuh paman
Nabi bernama Hamzah bin Abdul Muththalib r.a , ternyata ia berhasil
membunuh hamzah dan ia dimerdekakan. kemudian ia masuk Islam dan
menghadap kepada Nabi Saw.
Wahsyi
menceritakan peristiwa pembunuhan hamzah. walaupun Nabi Saw telah
menguasai Wahsyi dan dapat melakukan pembalasan, namun tidak
melakukannya bahkan memaafkannya. alangkah tingginya akhlak ini.
selanjutnya
kita lihat dalam Ghazwah Khaibar (Perkampungan yahudi), Zainab binti
al-harits, istri Salam bin Misykam, salah seorang pemimpin yahudi
berhasil memperoleh hadiah karena dapat membubuhkan racun pada panggang
paha kambing yang disajikan kepara Rasulullah saw, Rasulullah saw makan
bersama Bisyr bin Bara bin ma rur. Bisyr sempat menelan daging beracun
itu, tetapi Nabi Saw baru sampai mengunyahnya, lalu dimuntahkannya
kembali sambil berkata :" Daging ini memberitakan kepadaku bahwa dia
beracun." beberapa hari kemudian Bisyr meninggal dunia. Nabi saw
memanggil Wanita yahudi yang terkutuk itu dan bertanya kepadanya :"
Mengapa engkau sampai hati melakukan peracunan itu." Wanita itu menjawab
:" kiranya tiada tersembunyi hasrat kaumku untuk membunuh tuan,
sekiranya tuan seorang raja tentu akan mati karena racun itu dan kami
akan merasa senang. tetapi jika tuan seorang nabi, tentu tuan akan
diberitahu oleh Allah bahwa daging itu mengandung racun. nyatanya tuan
adalah seorang Nabi."
Saudaraku...
apa yang dilakukan Nabi terhadap wanita itu, padahal beliau sudah
menguasainya ? wanita itu kontan dimaafkan dan dilepaskannya. sekarang
apa yang kita lakukan jika hal itu terjadi pada kita ? jangankan masalah
yang menyangkut nyawa, perkara sepelepun kadang kita sangat susah untuk
memaafkan.........
Peristiwa
lain yang terkenal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran adalah
peristiwa Du tsur, dimana seorang arab kafir namanya Du tsur mendapat
Rasulullah saw sedang tidur tengah hari di bawah pohon yang rindang.
Lalu Du tsur mengambil pedang Nabi saw serta menghunusnya sambil
mengancamkannya kepada beliau, dengan ucapan :" Siapa yang dapat
membelamu daripadaku sekarang ini ?" dengan tegas Nabi menjawab :"
Allah". orang itu pun gemetar , sehingga pedang yang ada ditangannya
terjatuh. segera dipungut oleh Nabi dan mengancamkannya kembali kepada
Du tsur :" siapa yang akan membelamu daripadaku ini ?" Du tsur menjawab
:" tidak seorangpun."
Saudaraku.... apa yang dilakukan oleh Nabi saw ? ternyata otang itu dimaafkannya.
Du
tsur pulang kedesanya dan menceritakan peristiwa tersebut kepada
kaumnya bahwa ia semestinya sudah mati, tetapi ternyata Muhammad adalah
orang yang berbudi luhur. Du tsur mengajak kaumnya masuk islam. itulah
hasil budi pekerti yang tinggi , suka memaafkan ketika berkuasa.
saudaraku....
rasanya tak ada satu kaum yang lebih memusuhi Nabi Saw, daripada kaum
Quraisy kuffar makkah yang terkenal itu. mereka memusuhi Nabi dan Kaum
Muslimin sejadi jadinya. mereka pernah memukul, melecut, membakar dengan
besi panas, menjemur dibawah terik matahari, menindih dengan batu
besar, melempar dengan kotorran kotoran binatang. malah pernah
meletakkan kepada unta pada kuduk Nabi ketika Nabi sedang sujud dan
berbagai rencana untuk membunuh Rasulullah saw.
setelah
Rasulullah saw dan Kaum Muslimin berhasil membebaskan kota mekkah
(Fathu makkah) dan setelah kaum kuffar dapat dikuasai sepenuhnya oleh
Nabi, mereka dikumpulkan dihadapan beliau. bukan untuk menerima balas
dendam akan tetapi untuk menerima pengampunan. subhanallah....
aqulu kama qola akhi yusuf : la tasyriba alaykumulyauma yaghfirullahu wahuwa arhamurrahimin
:" Aku berkata seperti yang dikatakan oleh saudaraku yusuf :" Mulai
hari ini tidak ada cerca dan nista atas perbuatan yang telah kalian
lakukan. Allah mengampuni kalian dan Dia Yang Maha Pengasih dan
Penyayang."
setelah
mendengar ucapan beliau , mereka bubar dengan perasaan lega hati. hasil
dari akhlak Rasulullah yang tinggi ini berduyun duyunlah mereka
memeluk Agama Islam yang tadinya mati matian memusuhinya.
"
Balasan perbuatan jahat adalah kejahatan yang seimbang dengannya.
barangsiapa yang memaafkan dan berlaku damai , pahalanya ada ditangan
Allah" (Q.S 42;40)
" Memaafkan itu lebih mendekatkan kepada taqwa. " (QS. 2 ; 237)
" Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian ? " (QS. 24 ; 22)
"
maafkanlah mereka dan mintakanlah ampunan bagi mereka dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (keduniaan). " (QS 3 ;
159)
" Ambillah jalan maaf, dan ajaklah dengan cara yang lemah lembut dan berpalinglah dari orang orang yang jahil." (QS. 7 ; 199)
".....
dan orang - orang yang dapat menahan meluapnya kemarahan dan yang suka
memaafkan orang lain dan Allah mencintai orang - orang yang berbuat
baik." (QD 3 ; 134)
didalam
hadist Nabi saw terdapat juga penjelasan tentang sifat memaafkan ini.
antara lain saya kutipkan artinya sebagai berikut :
"
Barangsiapa yang dapat menahan luapan kemarahan, sedang ia berkuasa dan
sanggup melampiaskan niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat
dihadapan khalayak ramai untuk memilih bidadari yang dikehendaki."
(subhanallah.... siapa yang tidak menginginkan hal ini berlaku pada
dirinya..... memilih bidadari yang dikehendakinya. Allahu Akbar !!!)
"
seorang muslim apabila disaat bergaul dengan orang banyak dan dapat
bersabar (Suka memaafkan) atas gangguan mereka lebih baik dari muslim
yang tidak suka bergaul dan tidak sabar atas ngangguan mereka."
" Allah pasti meningkatkan kemuliaan seseorang karena sifat pemaafnya."
baiklah..
sekarang mari saya postingkan satu cerita yang berhubungan dengan sifat
pemaaf dan saya yakin saudara saudariku juga pernah bahkan mungkin
sering membaca cerita ini......................
Dua
orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah
perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya.
Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa
berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU. Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum menjawab,"Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin MAAF datang menghembus dan menghapuskan tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak mudah hilang ditiup angin."
saudara/i ku ......Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dihayati. Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah persahabatan hanya kerana sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sakit hati lebih mudah untuk diingati berbanding begitu banyak kebaikan yang dilakukan. Mungkin ini memang sebahagian dari sifat buruk diri kita.
Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya apa yang harus saya lakukan ketika saya sakit hati. Beliau mengatakan ketika sakit hati yang paling penting adalah melihat adakah orang yang menyakiti hati kita itu telah kita sakiti terlebih dahulu.
Saudara/i ku....... Bukankah sudah menjadi kebiasaan sifat manusia untuk membalas dendam? Maka biasanya bila kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia juga menginginkan kita merasai sakit yang sama seperti yang dia rasakan. Boleh jadi juga sakit hati kita kerana kesalahan kita sendiri yang salah dalam menafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Oleh itu, kita akan mudah tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai gurauan.
Namun demikian, orang yang bijak akan selalu menerapkan dalam dirinya dalam hatinya untuk memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain. walaupun ini sangat berat untuk dilakukan. tapi kembali dari itu semua mari kita berkaca kepada akhlak panutan kita Rasulullah saw. Mari kita �menyerahkan� sakit itu kepada Allah - yang begitu jelas dan pasti mengetahui nya. seperti Rasulullah yang mendoakan kebaikan buat orang yang telah menyakiti dan memusuhi beliau. "Ya Allah, balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kami dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah, ampuni kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hati kami karena mereka tidak mengetahuinya.
saudara/i ku..... Rasulullah bersabda kepada Uqbah bin Amir r.a : " Wahai Uqbah ! maukah engkau ku beritahukan budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama ? yaitu : melakukan shilaturahim (Menghubungkan kekeluargaan dengan orang yang telah memutuskannya), memberi pada orang yang tidak memberimu, dan memaafkan orang yang pernah menganiayamu." (ihya ulumuddin)
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU. Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum menjawab,"Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin MAAF datang menghembus dan menghapuskan tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak mudah hilang ditiup angin."
saudara/i ku ......Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih mudah dibaca dihayati. Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah persahabatan hanya kerana sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sakit hati lebih mudah untuk diingati berbanding begitu banyak kebaikan yang dilakukan. Mungkin ini memang sebahagian dari sifat buruk diri kita.
Karena itu, seseorang pernah memberitahu saya apa yang harus saya lakukan ketika saya sakit hati. Beliau mengatakan ketika sakit hati yang paling penting adalah melihat adakah orang yang menyakiti hati kita itu telah kita sakiti terlebih dahulu.
Saudara/i ku....... Bukankah sudah menjadi kebiasaan sifat manusia untuk membalas dendam? Maka biasanya bila kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia juga menginginkan kita merasai sakit yang sama seperti yang dia rasakan. Boleh jadi juga sakit hati kita kerana kesalahan kita sendiri yang salah dalam menafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Oleh itu, kita akan mudah tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai gurauan.
Namun demikian, orang yang bijak akan selalu menerapkan dalam dirinya dalam hatinya untuk memaafkan kesalahan-kesalahan saudaranya yang lain. walaupun ini sangat berat untuk dilakukan. tapi kembali dari itu semua mari kita berkaca kepada akhlak panutan kita Rasulullah saw. Mari kita �menyerahkan� sakit itu kepada Allah - yang begitu jelas dan pasti mengetahui nya. seperti Rasulullah yang mendoakan kebaikan buat orang yang telah menyakiti dan memusuhi beliau. "Ya Allah, balaslah kebaikan siapapun yang telah diberikannya kepada kami dengan balasan yang jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah, ampuni kesalahan-kesalahan saudara-saudara kami yang pernah menyakiti hati kami karena mereka tidak mengetahuinya.
saudara/i ku..... Rasulullah bersabda kepada Uqbah bin Amir r.a : " Wahai Uqbah ! maukah engkau ku beritahukan budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama ? yaitu : melakukan shilaturahim (Menghubungkan kekeluargaan dengan orang yang telah memutuskannya), memberi pada orang yang tidak memberimu, dan memaafkan orang yang pernah menganiayamu." (ihya ulumuddin)
dalam
hadist lain disebutkan : " Ada tiga hal yang apabila dilakukan akan
dilindungi Allah dalam pemeliharaan-Nya, ditaburi rahmat-Nya dan
dimasukkan-Nya kedalam surga-Nya yaitu : apabila diberi ia berterima
kasih, apabila berkuasa ia suka memaafkan, dan apabila marah ia menahan
diri (tak jadi marah) ." (R. Hakim dan ibnu hibban dari Ibnu abbas dalam
Min Akhlaqin Nabi)
Saudaraku... memaafkan itu indah ..... tetapi meminta maaf itu lebih indah............
ya
Allah.... Karunianilah kami sifat pemaaf, pengampun dan lapang dada. ya
Allah... jadikanlah kami orang yang dapat menahan meluapnya kemarahan
dan orang yang suka memaafkan orang lain. amin Allahuma Amin. ** disarikan dari : ainulmardhiyah.abatasa.com