Pondok Pesantren Bukan Sarang Teroris
“Jangankan
untuk mengajarkan hal-hal tersebut, identik dengan teroris saja tidak,
menurutnya terkait teroris tersebut, bukan berasal dari didikan
pesantren, sebab dalam ajaran agama Islam tidak mengajarkan demikian,”
ujarnya kepada BeritAnda.com, Rabu (2/11/2011).
Saya tegaskan, ujarnya,
pondok pesantren yang ada di Kapuas Hulu tidak identik dengan
terorisme, bahkan pondok pesantren bukanlah sarang teroris. “Penegasan
ini supaya masyarakat lebih tahu,” ungkapnya.
Menurutnya,
teroris yang selama ini disebut-sebut dari pesantren bukanlah semua
anak didik pesantren, tetapi kata Syahrulyadi perbuatan tersebut
dilakukan oleh personnya saja, tetapi yang berdapak ke pesantrennya.
“Itu perbuatan person bukan semuanya, orang-orang yang tergolong
dalam teroris tersebut merupakan orang yang memahami agama tetapi
bertindak tidak sesuai ajaran Agama Islam. Hal ini saya menentang keras
dengan perilaku tersebut,” cetusnya.
Kabupaten
Kapuas Hulu saat ini memiliki 6 (enam) pondok pesantren yang tersebar
di sejumlah Kecamatan, ada pun pesantren-pesantren tersebut yaitu Pondok
Pesantren Niftahul Hasan, dengan Pengasuh Usd. Abdul Rohim, berada di
Kecamatan Silat Hilir, Pondok Pesantren Al-Jihad, dengan Pengasuh Usd.
Abu Bakar, terdapat di Kecamatan Hulu Gurung, Pondok Pesantren Hulil
Albab, Dengan Pengasuh Usd. Sukamto, di Kecamatan Boyan
Tanjung, Pondok Pesantren Syahrul Nur, Kecamatan Mentebah, Pendiri nya
Drs.H. Syarulyadi, Msi, dengan Pengasuh KH. Muhamad Toib, Pondok
Pesantren Nurul Hudud, dengan Pengasuh Ade M. Yunus, terdapat di
Kecamatan Badau.
Dibandingkan Tahun-tahun
lalu, kehadiran Pondok Pesantren pada Tahun 2011 menigkat, dengan
jumlah 6 pondok pesantren, dikatakan Syarulyadi bahwa untuk pengasuh Pondok Pesantren masing-masing
didatangkan dari luar pulau Kalimantan, dan rata-rata berasal dari
Pulau Jawa. “Kita Kapuas Hulu saat ini memiliki enam pondok pesantren,
dan untuk pengasungnya Kita datangkan dari pulau Jawa,” jelasnya.
Sementara
untuk Pesantren Kabupaten Kapuas Hulu, Syahrulyadi mengatakan bahwa
dirinya turun langsung dalam mengawasi setiap ajaran-ajaran yang
diajarakan di pesantren masing-masing, dan sejauh ini tidak ada ditemui
ajaran yang menyimpang dari ajaran Agama islam.
“Jika
ada ajaran yang menyimpang diajarkan di Pondok Pesantren,maka bukan
orang lain yang menindak, Saya sendiri yang menindak,” tegasnya.
Untuk
itu Syahrulyadi menghimbau kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu
khsusnya yang beragama Islam agar tidak terpengaruh dan tidak mudah
teradu domba, terutama dalam menjaga kerukunan antar umat beragama,
khusus untuk pesantren, diharapkan masyarakat tidak berpikiran negative
dengan keberadaa pesantren, dan bagi orangtua tidak perlu takut
menitipkan anaknya untuk mendapatkan ajaran agama di pesantren.
Dipesantren di didik
akhlak dan moral, bukan mengajarkan yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam. “Saya rasa semua Agama selalu megajarkan sesuai ajaran Agama,
hanya saja oknum orangnya yang melakukan perbuatan yang tidak baik,
bukan agamanya, untuk itu tidak perlu takut masuk pesantren, dan Kapuas
Hulu saya nilai hingga kini kehidupan antar umat beragama sangat
harmonis,” pungkasnya. (Fr)