Sejarah dan perkembangan Islam di Azerbaijan
Islam
tiba di Azerbaijan seiring dengan kedatangan bangsa Arab pada abad
ketujuh, secara bertahap menggantikan Kristen dan sekte kafir
Azerbaijan. Karena pengaruh dari Iran, banyak orang Azerbaijan yang
sebenarnya penganut Syiah. Penegakan Syiah sebagai agama negara membawa
pertarungan dengan kaum Sunni yang berkuasa. Pada abad kesembilan belas,
banyak Sunni Muslim beremigrasi dari Azerbaijan yang dikontrol Rusia.
Dengan demikian, pada akhir abad kesembilan belas, penduduk Syiah
menjadi mayoritas di Azerbaijan. Antagonisme antara Sunni dan Syiah
berkurang pada akhir abad kesembilan belas.
Ada
pula komunitas Yahudi kecil di Azerbaijan. Ada tiga sinagog di Baku dan
beberapa di propinsi lainnya. Walaupun mayoritas Islam, namun seperti
negara berpenduduk Muslim lainnya, Azerbaijan adalah negara sekuler.
Sebuah survey memperkirakan bahwa yang ateis di negara ini mendekati 7
persen.
Sebelum
Soviet berkuasa, sekitar 2000 masjid aktif di Azerbaijan. Kebanyakan
masjid ditutup pada 1930-an, dan beberapa diizinkan untuk tetap buka
selama Perang Dunia II. Pada tahun 1980 hanya dua masjid besar dan lima
lebih kecil di Baku. Menurut sumber Soviet, selama tahun 1970-an,
sekitar 1.000 rumah akhrinya digunakan sebagai tempat salat secara
sembunyi-sembunyi. Selama Perang Dunia II, pemerintah Soviet mendirikan
Dewan Muslim Spiritual Transkaukasia di Baku sebagai badan Islam di
Kaukasus, namun pada dasarnya menghidupkan kembali tsaris Dewan Muslim
Gerejawi abad kesembilan belas.
Dimulai
pada periode akhir Gorbachev, dan terutama setelah kemerdekaan, jumlah
masjid meningkat secara dramatis. Politisi sekuler di Azerbaijan telah
menyuarakan keprihatinan mengenai kebangkitan Islam politik, tetapi yang
lain berpendapat bahwa Islam di Azerbaijan adalah fenomena multifaset;
Islam hanya memainkan peran yang sangat terbatas dalam bidang politik
dan hanya sebagian kecil dari penduduk mendukung gagasan untuk
mendirikan pemerintah Islam. Hal ini disebabkan tradisi panjang
sekularisme di Azerbaijan. Namun, menurut beberapa analis, pada jangka
panjang, jika politisi tidak mampu meningkatkan kondisi kehidupan
sebagian besar rakyat, rakyat Azerbaijan akan memilih Islam sebagai
jalan pemerintahannya. (Sumber: eramuslim)