Masjid Roma, demikian nama masjid itu,
merupakan masjid terbesar di seluruh Eropa. Berdiri di atas lahan
seluas 30.000 m2, masjid karya arsitek Paolo Portoghesi, Vittorio
Gigliotti, dan Sami Mousawi dibangun tahun 1984. Masjid ini berada di
dalam area Pusat Kebudayaan Islam di Roma. Keberadaan masjid terbesar di
Eropa ini dimulai tahun 1972. Di tahun itu inisiatif pembangunan Masjid
Roma sudah mencuat.
Islam merupakan komunitas
religious lumayan besar di Italia. Mereka berasal dari berbagai penjuru
dunia dengan bahasa dan status sosial yang berbeda-beda. Saat ini ada
800.000 pemeluk agama Islam di Italia. Empatpuluh ribu di antaranya
berkebangsaan Italia. Kebanyakan pemeluk Islam ini terdiri dari imigran
yang tiba dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Mereka berasal dari
Maroko, Albania, Tunisia, Senegal, Mesir, Aljazair, dan negara-negara
afrika Utara serta Timur Tengah. (Sumber: Kompas)
Di tahun 1972, secara resmi
Pusat Kebudayaan Islam Italia terbentuk. Tapi sebenarnya embrio Pusat
Kebudayaan Islam di Italia itu sudah ada sejak 1966. Tujuannya tak hanya
melayani komunitas Muslim di Italia namun juga menjadi jembatan bagi
terciptanya dialog antara Islam dan dunia Barat.
Masjid yang pembuatannya kelar
pada 1995 itu bisa menampung hingga 40.000 umat. Ruang utama masjid ini
mencontoh model masjid berarsitektur Islam dengan perpaduan gaya klasik
Romawi. Ruang ibadah berbentuk segi empat dengan halaman luas di luarnya
ditambah air mancur di bagian tengah. Ruang ini bisa menampung sekitar
2.500 orang. Masjid ini dilengkapi antara lain dengan perpustakaan
seluas 4.000 m2, ruang konferensi, dan pusat pendidikan bahasa Arab.
Di belakang masjid dua jalur
terbentang sehingga menghasilkan sebuah latar belakang berbentuk
horisontal antara masjid itu dengan gunung Parioli. Dua jalur tadi juga
mengakomodasi bentuk lengkung masjid. Sekitar 100 pohon cemara Romawi
juga menghiasi taman terbuka di kompleks masjid ini.
Efek pencahayaan juga merupakan
hal yang secara detil diperhatikan Portoghesi. Pencahayaan pada 16 kubah
pada masjid itu disaring oleh jendela yang menjadi media untuk
memantulkan cahaya. Portoghesi membuat konsep penerangan pada masjid ini
untuk mengekspresikan secara universal hubungan antara Allah dan
manusia. Penerangan masjid ini dibuat melalui pembiasan cahaya dan
penyinaran cahaya langsung ke dalam masjid.
Dalam struktur bangunan ini juga
terlihat ciri khas Islam seperti dari lengkungan saling silang,
pilar-pilar yang menggambarkan hutan Magribi dan dari
lingkaran-lingkaran konsentris yang menggambarkan kosmologi tujuh
langit. Intinya, masjid agung yang sebagian besar dibiayai oleh Kerajaan
Arab Saudi ini begitu megah.
Paolo Portoghesi, sang arsitek
utama, lahir tahun 1931. Ia lulus dari Universitas Roma tahun 1957.
Mulai 1968 hingga 1976 ia menjadi professor Sejarah Arsitektur di
Polithecnic of Milan.