Do'a Agar Anak Jadi Keberkahan Orang Tua & Umat Rasulullah SAW
Segala puji bagi Allah shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Rasulullah keluarganya para shahabatnya dan yang selalu mengikutinya dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba’du:
Para pembaca yang dirahmati Allah Ta'aala
Karunia anak merupakan kenikmatan yang besar dari Allah Ta’aala, sehingga kita wajib mensyukurinya diantaranya dengan berdoa dan mendoakan orang yang diberi karunia tersebut. Secara umumnya doa untuk orang yang diberi karunia anak adalah mendoakan keberkahan karena tidak ada riwayat shahih yang menjelaskan lafalnya secara baku.
Seseorang bertanya kepada Sheikh Nasir bin Sulaiman Al-Umar: Saya sering mendengar kebanyakan orang mengucapkan selamat kepada mereka yang dikaruniai anak dengan ucapan:
"بورك لك في الموهوب، وشكرت الواهب، وبلغ أشده، ورزقت بره"
(Buurika laka fil mauhub, wa syakartal Wahib, wa balagha asyuddahu, wa ruziqta birrahu).
Apakah doa seperti ini memiliki dasar atsar yang shahih? Apakah ada riwayat hadits-hadits shahih untuk doa-doa yang diucapkan dalam momen seperti ini? Mohon penjelasan Jazakallahu khairan.
Mufti: Sheikh Nasir bin Sulaiman Al-Umar.
Jawaban:
Segala puji bagi shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah. Amma ba’du:
Doa yang disebutkan di atas diriwayatkan dari Hasan Al-Bashri rahimahullah, namun tidak ada riwayat dari beliau dengan sanad yang shahih, bahkan jalur-jalur kepadanya sangat lemah, saya sama sekali tidak mengetahui ada riwayat yang marfu’, namun riwayat yang pasti dalam momen seperti ini adalah mendoakan dan meminta keberkahan tanpa mengkhususkan dengan lafal tertentu.
Yang beliau maksudkan adalah riwayat dari Ali bin Al-Ja’du dalam Musnadnya (1448/3398): (telah mengkhabarkan kepadaku Al-Haitsam bin Jamaz berkata: seseorang berkata di hadapan Hasan: selamat untukmu dengan ksatria, maka Hasan berkata: siapa yang memberitahumu dia ksatria, barangkali saja dia tukang sapi atau keledai, tapi ucapkan: (Syakartal Wahib wa buurika laka fil mauhub dan balagha asyuddahu wa ruziqta birrahu).
Artinya: (Kamu bersyukur kepada Yang memberi karunia, dan mudah-mudahan karunia itu diberkahi untukmu, dan menyampaikannya kepada usia dewasa dan dijadikannya sebagai anak yang berbakti).
Demikian juga dikeluarkan oleh Ibnu Adi (Al-Kamil) (7/101), Ibnu Abi Dunya (Al-‘Iyal) (1/365/201) semuanya dari jalur Al-Haitsam bin Jamaz dan ini sanad yang lemah sekali karena Al-Haitsam bin Jamaz dilemahkan oleh para ahli hadits seperti Yahya bin Ma’in dan Ahmad bin Hanbal rahimahumallah.
Dalam Shahih Al-Bukhari dari Asma radhiallahu anha berkata: saya mengandung Abdullah bin Zubair dan telah sempurna masa kandungannya lalu saya keluar menuju Madinah dan singgah di Quba dan melahirkannya di sana, kemudian saya membawanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan meletakkannya di pangkuannya, kemudian beliau minta diambilkan kurma lalu mengunyahnya kemudian meludah dalam mulutnya (Ibnu Zubair), jadi ketika itu yang pertama masuk ke mulutnya adalah ludah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian beliau mentahniknya dengan kurma dan mendoakannya dan memohon keberkahan untuknya, saat itu dia bayi pertama yang dilahirkan dalam Islam. (Shahih Al-Bukhari 12/297 no: 3619).
Dalam Shahih Al-Bukhari juga dari Abu Musa radhiallahu anhu berkata: (Saya dikaruniai seorang putra lalu membawanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau menamainya Ibrahim, dan beliau mentahniknya dengan kurma dan mendoakannya dengan keberkahan, dan menyerahkannya kepadaku, anak tersebut adalah putra sulung Abu Musa radhiallahu anhu). (Shahih Al-Bukhari 17/116 no: 5045).
Ada juga ucapan lain sebagaimana diriwayatkan dari Ayub As-Sakhtiyani oleh At-Tabrani dalam kitab “Ad-Dua” (1/294/946), dan Ibnu Abi Dunya dalam kitab Al-‘Iyal (1/366/202) dari jalurnya Hamad bin Ziyad berkata: ketika itu jika Ayub (dia Ibnu Abi Tamimah radhiallahu anhu) memberi ucapan selamat kepada seorang yang dikaruniai anak mengucapkan:
"جعله الله مباركاً عليك وعلى أمة محمد صلى الله عليه وسلم"،
(Semoga Allah menjadikannya keberkahan untukmu dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
Juga telah diriwayatkan oleh At-Tabrani dalam kitab “Ad-Dua” (1/294/945)dari jalurnya As-Suri bin Yahya rahimahullah berkata: Seseorang telah dikaruniai anak lalu seorang laki-laki mengucapkan selamat untuknya dengan berkata: mudah-mudahan menjadi seorang ksatria, maka Hasan Al-Bashri berkata: siapa yang memberitahumu?, ucapkanlah:
"جعله الله مباركاً عليك وعلى أمة محمد صلى الله عليه وسلم"،
(Semoga Allah menjadikannya keberkahan untukmu dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) sanadnya tidak mengapa.
Catatan: Meskipun riwayat dari Hasan Al-Bashri rahimahullah sangat lemah sanadnya namun banyak ulama mengamalkannya dalam momen seperti ini, karena termasuk bab doa yang baik, namun tetap meyakini bahwa riwayat itu bukan pasti dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, termasuk Imam Nawawi dalam (Al-Azkar: 1/648) dan juga Sheikh Al-Qahthani dalam (Hisnul Muslim).
Ini karena doa merupakan ibadah sedangkan ibadah asalnya dilarang kecuali ada dalilnya sehingga bagi yang mengamalkan doa yang lain tidak boleh disalahkan karena tidak ada riwayat dengan lafal yang baku dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal ini yang penting adalah mendoakan keberkahan seperti dalam riwayat Asma dan Abu Musa dalam Shahih Al-Bukhari atau doanya shahabat Ayub bin Abi Tamimah radhiallahu anhu yang mudah-mudahan riwayatnya hasan.
Wallahu A’lam
(ar/voa-islam.com)
Segala puji bagi Allah shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Rasulullah keluarganya para shahabatnya dan yang selalu mengikutinya dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba’du:
Para pembaca yang dirahmati Allah Ta'aala
Karunia anak merupakan kenikmatan yang besar dari Allah Ta’aala, sehingga kita wajib mensyukurinya diantaranya dengan berdoa dan mendoakan orang yang diberi karunia tersebut. Secara umumnya doa untuk orang yang diberi karunia anak adalah mendoakan keberkahan karena tidak ada riwayat shahih yang menjelaskan lafalnya secara baku.
Seseorang bertanya kepada Sheikh Nasir bin Sulaiman Al-Umar: Saya sering mendengar kebanyakan orang mengucapkan selamat kepada mereka yang dikaruniai anak dengan ucapan:
"بورك لك في الموهوب، وشكرت الواهب، وبلغ أشده، ورزقت بره"
(Buurika laka fil mauhub, wa syakartal Wahib, wa balagha asyuddahu, wa ruziqta birrahu).
Apakah doa seperti ini memiliki dasar atsar yang shahih? Apakah ada riwayat hadits-hadits shahih untuk doa-doa yang diucapkan dalam momen seperti ini? Mohon penjelasan Jazakallahu khairan.
Mufti: Sheikh Nasir bin Sulaiman Al-Umar.
Jawaban:
Segala puji bagi shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah. Amma ba’du:
Doa yang disebutkan di atas diriwayatkan dari Hasan Al-Bashri rahimahullah, namun tidak ada riwayat dari beliau dengan sanad yang shahih, bahkan jalur-jalur kepadanya sangat lemah, saya sama sekali tidak mengetahui ada riwayat yang marfu’, namun riwayat yang pasti dalam momen seperti ini adalah mendoakan dan meminta keberkahan tanpa mengkhususkan dengan lafal tertentu.
Yang beliau maksudkan adalah riwayat dari Ali bin Al-Ja’du dalam Musnadnya (1448/3398): (telah mengkhabarkan kepadaku Al-Haitsam bin Jamaz berkata: seseorang berkata di hadapan Hasan: selamat untukmu dengan ksatria, maka Hasan berkata: siapa yang memberitahumu dia ksatria, barangkali saja dia tukang sapi atau keledai, tapi ucapkan: (Syakartal Wahib wa buurika laka fil mauhub dan balagha asyuddahu wa ruziqta birrahu).
Artinya: (Kamu bersyukur kepada Yang memberi karunia, dan mudah-mudahan karunia itu diberkahi untukmu, dan menyampaikannya kepada usia dewasa dan dijadikannya sebagai anak yang berbakti).
Demikian juga dikeluarkan oleh Ibnu Adi (Al-Kamil) (7/101), Ibnu Abi Dunya (Al-‘Iyal) (1/365/201) semuanya dari jalur Al-Haitsam bin Jamaz dan ini sanad yang lemah sekali karena Al-Haitsam bin Jamaz dilemahkan oleh para ahli hadits seperti Yahya bin Ma’in dan Ahmad bin Hanbal rahimahumallah.
Dalam Shahih Al-Bukhari dari Asma radhiallahu anha berkata: saya mengandung Abdullah bin Zubair dan telah sempurna masa kandungannya lalu saya keluar menuju Madinah dan singgah di Quba dan melahirkannya di sana, kemudian saya membawanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan meletakkannya di pangkuannya, kemudian beliau minta diambilkan kurma lalu mengunyahnya kemudian meludah dalam mulutnya (Ibnu Zubair), jadi ketika itu yang pertama masuk ke mulutnya adalah ludah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian beliau mentahniknya dengan kurma dan mendoakannya dan memohon keberkahan untuknya, saat itu dia bayi pertama yang dilahirkan dalam Islam. (Shahih Al-Bukhari 12/297 no: 3619).
Dalam Shahih Al-Bukhari juga dari Abu Musa radhiallahu anhu berkata: (Saya dikaruniai seorang putra lalu membawanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau menamainya Ibrahim, dan beliau mentahniknya dengan kurma dan mendoakannya dengan keberkahan, dan menyerahkannya kepadaku, anak tersebut adalah putra sulung Abu Musa radhiallahu anhu). (Shahih Al-Bukhari 17/116 no: 5045).
Ada juga ucapan lain sebagaimana diriwayatkan dari Ayub As-Sakhtiyani oleh At-Tabrani dalam kitab “Ad-Dua” (1/294/946), dan Ibnu Abi Dunya dalam kitab Al-‘Iyal (1/366/202) dari jalurnya Hamad bin Ziyad berkata: ketika itu jika Ayub (dia Ibnu Abi Tamimah radhiallahu anhu) memberi ucapan selamat kepada seorang yang dikaruniai anak mengucapkan:
"جعله الله مباركاً عليك وعلى أمة محمد صلى الله عليه وسلم"،
(Semoga Allah menjadikannya keberkahan untukmu dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
Juga telah diriwayatkan oleh At-Tabrani dalam kitab “Ad-Dua” (1/294/945)dari jalurnya As-Suri bin Yahya rahimahullah berkata: Seseorang telah dikaruniai anak lalu seorang laki-laki mengucapkan selamat untuknya dengan berkata: mudah-mudahan menjadi seorang ksatria, maka Hasan Al-Bashri berkata: siapa yang memberitahumu?, ucapkanlah:
"جعله الله مباركاً عليك وعلى أمة محمد صلى الله عليه وسلم"،
(Semoga Allah menjadikannya keberkahan untukmu dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) sanadnya tidak mengapa.
Catatan: Meskipun riwayat dari Hasan Al-Bashri rahimahullah sangat lemah sanadnya namun banyak ulama mengamalkannya dalam momen seperti ini, karena termasuk bab doa yang baik, namun tetap meyakini bahwa riwayat itu bukan pasti dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, termasuk Imam Nawawi dalam (Al-Azkar: 1/648) dan juga Sheikh Al-Qahthani dalam (Hisnul Muslim).
Ini karena doa merupakan ibadah sedangkan ibadah asalnya dilarang kecuali ada dalilnya sehingga bagi yang mengamalkan doa yang lain tidak boleh disalahkan karena tidak ada riwayat dengan lafal yang baku dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal ini yang penting adalah mendoakan keberkahan seperti dalam riwayat Asma dan Abu Musa dalam Shahih Al-Bukhari atau doanya shahabat Ayub bin Abi Tamimah radhiallahu anhu yang mudah-mudahan riwayatnya hasan.
Wallahu A’lam
(ar/voa-islam.com)