MEMALSUKAN NASAB ANAK KEPADA SELAIN AYAHNYA DAN
PENGINGKARAN AYAH TERHADAP ANAK SENDIRI. | dosa yang dilalaikan
Bissmilahirohmanirrohim.
Assalamualaikum
warohmatulahi wabarokatuh, salam ukhuwah saudara saudariku sobat asa Blog yang
kucintai karena Allah SWT.
Saat ini asa blog
sedang ingin membagikan beberapa tread islami yang niatnya Insyaallah agar kita
bisa bersama sama dapat mempelajari islam,satu satunya agama yang diridhoi
Allah SWT ,yang insyaallah ini dapat menjadi bekal diakhirat kelak karena “
Jika manusia telah
meninggal maka putuslah amalnya kecuali tiga macam:
1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)
1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)
Hmmz,di tread ini asa
blog akan membahas mengenai MEMALSUKAN
NASAB ANAK KEPADA SELAIN AYAHNYA DAN PENGINGKARAN AYAH TERHADAP ANAK SENDIRI. |
dosa yang dilalaikan ,
Nah,apakah sobat asa
Blog yang kucintai karena Allah tertarik dengan judul MEMALSUKAN NASAB ANAK KEPADA SELAIN AYAHNYA DAN
PENGINGKARAN AYAH TERHADAP ANAK SENDIRI. | dosa yang dilalaikan ,
Nah,banyak
sekali sumber sumber yang membahas mengenai MEMALSUKAN
NASAB ANAK KEPADA SELAIN AYAHNYA DAN PENGINGKARAN AYAH TERHADAP ANAK SENDIRI. |
dosa yang dilalaikan ,dan kebanyakan berbeda isinya,
Asa Blog sendiri
akan mencoba mengulas dari sudut pandang asa dan beberapa sumber yang
insayaallah dapat mendapatkan pandangan yang Objektif.
lebih jelasnya
silahkan sobat asa Blog baca perincian tread MEMALSUKAN
NASAB ANAK KEPADA SELAIN AYAHNYA DAN PENGINGKARAN AYAH TERHADAP ANAK SENDIRI. |
dosa yang dilalaikan ini ya,semoga bermanfaat.
MEMALSUKAN NASAB ANAK KEPADA SELAIN AYAHNYA DAN PENGINGKARAN AYAH
TERHADAP ANAK SENDIRI.
Menurut syariat Islam, seorang
muslim tidak dibenarkan menasabkan diri kepada selain ayahnya, atau
menggolongkan diri kepada selain kaumnya.
Sebagian orang ada yang melakukan
hal tersebut untuk tujuan materi, sehingga menulis nasab palsu dalam
surat-surat dan dokomen penting untuk memudahkan baginya urusannya. Sebagian
lain ada yang melakukannya karena dendam kepada sang ayah yang meninggalkan
dirinya sejak kecil.
Semua perbuatan di atas hukumnya
haram. Perbuatan tersebut melahirkan kerusakan besar di banyak bidang
persoalan, misalnya dalam urusan mahram, nikah, warisan dan sebagainya. Dalam
sebuah hadits marfu’ dari Sa’ad bin Abi Bakrah Radhiallahu'anhu disebutkan :
“Barang siapa mengaku (bernasab)
kepada selain ayahnya sedang ia mengetahui maka haram baginya surga” (HR Al
Bukhari, lihat fathul bari : 8/45).
Jadi menurut ketentuan syariat,
haram hukumnya mempermainkan nasab atau memalsukannya. Sebagian laki-laki
apabila terjadi pertengkaran dengan istrinya menuduhnya berselingkuh dengan
laki-laki lain, sehingga ia tidak mengakui anaknya sendiri tanpa bukti apapun,
padahal anak itu jelas-jelas lahir dari hubungan antara dia dan istrinya.
Sebagian istri juga ada yang
berkhianat. Misalnya ia hamil dari hasil zina dengan lelaki lain, tetapi
kemudian ia menasabkan anak tersebut kepada suaminya yang sah. Orang-orang
sebagaimana disebutkan di atas, mendapat ancaman yang keras dari Allah
Subhanahu wata'ala.
Abu Hurairah Radhiallahu’anhu
meriwayatkan, bahwasanya ia mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda, saat turun ayat mula’anah (saling melaknat antara suami dengan istri
karena tuduhan zina)
“Perempuan manapun yang
menggolongkan (seorang anak) kepada suatu kaum, padahal dia bukan dari golongan
mereka, maka Allah Tabaroka wata’ala berlepas diri dari padanya dan tidak akan
memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa dari laki-laki yang mengingkari anaknya
padahal ia melihatnya (sebagai anak yang sah) maka Allah Tabaroka wata’ala akan
menutup diri padanya dan akan mempermalukannya di hadapan orang-orang terdahulu
dan orang-orang kemudian” (HR Abu Dawud, 2/695, lihat Misykatul Mashabih,
3316).
------------------------
Oleh : muhamad shalih al
munajid (dengan perubahan tanpa merubah makna)
◊=◊Demi masa. Sesungguhnya manusia kerugian, Kecuali,
orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling menasihati dalam
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al-Ashr : 1-3) ◊=◊
Note : penulis belum tentu
lebih pintar dari anta/i sekalian dibidang ilmu keagamaan,namun alangkah lebih
baik dan mulianya jika kita saling berbagi dan saling mengingatkan dalam
kebaikan
Diperbolehkan mengopy sebagian atau
keseluruhan artikel diatas dengan syarat
terlebih dahulu 1.) memasukkan asaarham.blogspot.com kedalam blog yang
anda ikuti. 2.) memasukkan <a
href="http://asaarham.blogspot.com/">free backlink</a> ke
gadget html anda serta 3.) menerbitkan asaarham.blogspot.com
dan sumber tertera diatas sebagai sumber artikel.
Jika tidak, blogger akan mendeteksi anda
sebagai spam blog dan dapat menghapus blog anda beserta kontennya.terima kasih
wassalamualaikum
warohmatullahiwabarokatu