Bissmilahirohmanirrohim.
Assalamualaikum
warohmatulahi wabarokatuh, salam ukhuwah saudara saudariku sobat asa Blog yang
kucintai karena Allah SWT.
Saat ini asa blog
sedang ingin membagikan beberapa tread islami yang niatnya Insyaallah agar kita
bisa bersama sama dapat mempelajari islam,satu satunya agama yang diridhoi
Allah SWT ,yang insyaallah ini dapat menjadi bekal diakhirat kelak karena “
Jika manusia telah
meninggal maka putuslah amalnya kecuali tiga macam:
1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)
1. Sedekah jariyah (yang tahan lama).
2. Ilmu yang bermanfaat.
3. Anak shaleh (berakhlak baik) yang mendo'akan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)
Hmmz,di tread ini asa
blog akan membahas mengenai MENDAHULUI
IMAM SECARA SENGAJA DALAM SHALAT | dosa yang sering dilalaikan ,
Nah,apakah sobat asa
Blog yang kucintai karena Allah tertarik dengan judul MENDAHULUI IMAM SECARA SENGAJA DALAM SHALAT | dosa yang
sering dilalaikan ,
Nah,banyak
sekali sumber sumber yang membahas mengenai MENDAHULUI
IMAM SECARA SENGAJA DALAM SHALAT | dosa yang sering dilalaikan ,dan kebanyakan berbeda isinya,
Asa Blog sendiri
akan mencoba mengulas dari sudut pandang asa dan beberapa sumber yang
insayaallah dapat mendapatkan pandangan yang Objektif.
lebih jelasnya
silahkan sobat asa Blog baca perincian tread MENDAHULUI
IMAM SECARA SENGAJA DALAM SHALAT | dosa yang sering dilalaikan ini ya,semoga bermanfaat.
MENDAHULUI IMAM SECARA SENGAJA DALAM SHALAT
Di
antara tabiat manusia adalah tergesa-gesa dalam tindakannya, Allah Subhanahu
wata’ala berfirman :
“Dan
adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (Al Isra’ : 11)
Nabi
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
Pelan-pelan
adalah dari Allah, dan tergesa-gesa adalah dari syaitan” [Hadits riwayat
Baihaqi dalam As Sunanul kubra : 10/ 104; dalam As Silsilah As Shahihah
hadits no : 1795]
Dalam
shalat jamaah, sering orang menyaksikan di kanan kirinya banyak orang yang
mendahului imam dalam ruku’ dan sujud takbir perpindahan bahkan hingga
mendahului salam imam. Mungkin dengan tak disadari, hal itu juga tarjadi pada
dirinya sendiri.
Perbuatan
yang barangkali dianggap persoalan remeh oleh sebagian besar umat Islam itu
oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam diperingatkan dan diancam secara
keras, dalam sabdanya :
“Tidakkah
takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, bahwa Allah akan mengubah
kepalanya menjadi kapala keledai” (HR Muslim : 1/320-321)
Jika
saja orang yang hendak melakukan shalat dituntut untuk mendatanginya dengan
tenang, apalagi dengan shalat itu sendiri.
Tetapi
terkadang orang memahami larangan mendahului imam itu dengan harus terlambat
dari gerakan imam. Hendaknya dipahami, para fuqaha telah menyebutkan kaidah
yang baik dalam masalah ini, yaitu hendaknya makmum segera bergerak ketika imam
telah selesai mengucapkan takbir. Ketika imam selesai melafadzkan huruf (
ra’)dari kalimat Allahu Akbar, saat itulah makmum harus segera mengikuti gerak
imam, tidak mendahului dari batasan tersebut atau mengakhirkannya. Jika
demikian maka batasan itu menjadi jelas.
Dahulu
para sahabat Nabi Radhiallahu Anhum sangat berhati–hati sekali untuk tidak
mendahului Nabi Shallallahu’alaihi wasallam. Salah seorang sahabat bernama Al
Barra’ Bin Azib Radhiallahu’anhu berkata :
“Sungguh
mereka (para shahabat) shalat di belakang Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam. Maka, jika beliau mengangkat kepalanya dari ruku’, saya tak melihat
seorangpun yang membungkukkan punggungnya sehingga Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam meletakkan keningnya di atas bumi, lalu orang yang
ada di belakangnya bersimpuh sujud (bersamanya)” (HR Muslim, hadits No : 474)
Ketika
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mulai udzur, dan geraknya tampak pelan,
beliau mengingatkan orang-orang yang shalat di belakangnya:
Wahai
sekalian manusia, sungguh aku telah gemuk [lanjut usia], maka janganlah kalian
mendahuluiku dalam ruku’ dan sujud … (HR Baihaqi 2/93 dan hadits tresebut
dihasankan di Irwa’ul ghalil : 2/290)
Dalam
shalatnya, Imam hendaknya melakukan sunahnya takbir. Yakni sebagaimana
disebutkan dalam hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu :
“Bila
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berdiri untuk shalat, beliau bertakbir
ketika berdiri, kemudian bertakbir ketika ruku’ kemudian bertakbir ketika turun
(hendak sujud) kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya, kemudian
bertakbir ketika sujud, kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya,
demikian beliau lakukan dalam semua shalatnya sampai selesai dan bertakbir
ketika bangkit dari dua (rakaat) setelah duduk (tasyahhud
pertama)”
Jika
imam menjadikan takbirnya bersamaan dan beriringan dengan gerakannya, sedang
makmum memperhatikan ketentuan dan cara mengikuti imam sebagaimana disebutkan
di muka maka jamaah shalat tersebut menjadi sempurna.
-----------------------
Oleh : muhamad shalih al
munajid (dengan perubahan tanpa merubah makna)
◊=◊Demi masa. Sesungguhnya manusia kerugian, Kecuali,
orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling menasihati dalam
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al-Ashr : 1-3) ◊=◊
Note : penulis belum tentu
lebih pintar dari anta/i sekalian dibidang ilmu keagamaan,namun alangkah lebih
baik dan mulianya jika kita saling berbagi dan saling mengingatkan dalam
kebaikan
Diperbolehkan mengopy sebagian atau
keseluruhan artikel diatas dengan syarat
terlebih dahulu 1.) memasukkan asaarham.blogspot.com kedalam blog yang
anda ikuti. 2.) memasukkan <a
href="http://asaarham.blogspot.com/">free backlink</a> ke
gadget html anda serta 3.) menerbitkan asaarham.blogspot.com
dan sumber tertera diatas sebagai sumber artikel.
Jika tidak, blogger akan mendeteksi anda
sebagai spam blog dan dapat menghapus blog anda beserta kontennya.terima kasih
wassalamualaikum
warohmatullahiwabarokatu