₪ Rumput yang Bergoyang | contoh artikel islami
₪
Saya tidak tahu apa yang ada dalam
pikiran Ebiet G.Ade ketika belasan tahun yang lalu, dalam lagu yang meledak
menjadi hits, dia menggugat dan ingin bertanya pada rumput yang bergoyang.
Adakah dia tak lagi punya asa? Adakah dia frustasi?
Namun saya bisa menangkap apa isi
gugatannya ketika dia berteriak, "Mengapa di tanahku terjadi
bencana?" Inikah juga yang ditanyakan bangsa kita kini?
Konon, Ebiet sudah kabarkan berita ini
kepada laut, karang, ombak bahkan matahari. Sayang, dia mengaku tak memperoleh
jawaban. Yang bisa dia lakukan adalah menduga-duga. Mungkinkah ini murka Tuhan?
Mungkinkah ini karena alam tak lagi bersahabat?
Entahlah. Boleh jadi Tuhan memang sedang
murka. Namun saya kira benar bahwa alam tampaknya sedang tak bersahabat dengan
kita. Merapi memuntahkan laharnya. Belum habis air mata kita, Irian Jaya dan
Samarinda diterjang banjir.
Api. Air. Inikah tanda kemarahan alam?
Jika iya, mengapa Tuhan ijinkan alam untuk mengeskpresikan kegalauannya? Sampai
kapan Tuhan ijinkan alam untuk marah? Alam marah, benarkah ini juga berarti
Tuhan sedang marah?
Ah, tiba-tiba gugatan dan renungan Ebiet
belasan tahun yang lalu terdengar kembali dan mampir ke kamar saya. Bedanya,
saya masih punya harapan, walaupun diimbuhi sedikit rasa cemas.Harapan itulah
yang membuat saya tak bertanya pada rumput yang bergoyang. Harapan itulah yang
membuat saya "merayu" Tuhan dalam do'a-do'a saya. Semoga Tuhan segera
menyuruh alam berhenti "ngambek".
Rumput bergoyang,
merapi berguncang,
dataran tergenang
Ah...duhai alam, terimalah salamku,
bukankah tak baik kalau kita bertengkar lebih dari tiga hari?
Oleh : Nadirsyah Hosen
Sumber referensi : At-tarbiyah,majalah islami,dan kiriman saudara
muslim