Hai sahabat ASA, mahasiswa
takkan pernah lepas dari tugas dan laporan praktikum, tak terkecuali
saya selaku mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian/ Pangan (THP). mungkin
sahabat mengunjungi Blog saya ini karena ingin mencari refensi Tugas
berkaitan dengan Laporan Asam Basa. Berikut ini akan saya berikan Link Download File Paper yang pernah saya kerjakan beserta Preview dan beberapa Jurnal dibawahnya. Semoga Bermanfaat ^_^.
LINK DOWNLOAD : ACARA ASAM BASA
LINK DOWNLOAD : ACARA ASAM BASA
PANDUAN DOWNLOAD : Cara Download
Preview
DRAFT
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM
ACARA
I ASAM BASA
Nama Kelompok :
1. Andri
Yuwono
2. Aulia
alfi
3. Evi
Handayani
4. Gunawan
Wibisono
5. Muh.
Hanif .K
6. Novanti
Raditya .R
7. Sutopo
Jati .S
8. Wisnu
Prayogo
9. Ahmad Syaiful Arham :D
PROGRAN STUDI D3
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS
MARET
SURAKARTA
2012
ACARA I
ASAM BASA
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara I “Asam Basa” adalah :
1.
Mengetahui dan
mempelajari penggunaan pH paper universal (indikator warna)
2.
Menguji sifat
asam dan basa dari suatu larutan.
B. Tinjauan Pustaka
1.
Tinjauan Bahan
dan Alat
Indikator
universal merupakan campuran dari
bermacam-macam
indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan
dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam
yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan
dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam
yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
Indikator
kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan
indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya
sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan
dengan peta warna yang tersedia.
indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya
sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan
dengan peta warna yang tersedia.
Salah
satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan
metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan
ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya
menjadi kuning. Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10. Warna Indikator Metil Jingga dalam Larutan dengan pH 2, 7, dan 11.
metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan
ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya
menjadi kuning. Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10. Warna Indikator Metil Jingga dalam Larutan dengan pH 2, 7, dan 11.
Pengujian
sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH
meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan
yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang
menunjukkan pH larutan. Warna indikator fenolftalin dalam Larutan Asam (Jernih) dan dalam larutan basa (merah muda) (anonima, 2012).
meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan
yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang
menunjukkan pH larutan. Warna indikator fenolftalin dalam Larutan Asam (Jernih) dan dalam larutan basa (merah muda) (anonima, 2012).
Awalnya
kita menyebut indikator asam basa dan peraturannya dalam penentuan apakah
sebuah larutan merupakan asam atau basa. Salah satu prinsip penggunaan
indikator asam basa adalah dalam pendeteksian pada titik ekivalen titrasi asam
basa.
Indikator
biasanya merupakan asam atau basa lemah yang bisa berubah warna pada batas pH
tertentu. Tidak semua indikator bisa berubah warna yang sama dalam nilai pH
yang sama. Pilihan indikator untuk sebuah titrasi bergantung pada nilai pada pH
yang mana titik ekivalen dikira-kira akan terjadi (Brady, 1990).
2.
Tinjauan Teori
Di pertengahan abad ke-17, kimiawan Jerman Johann Rudolf Glauber
(1604-1670), yang tinggal di Belanda, menghasilkan dan menjual tidak hanya berbagai
asam dan basa, tetapi juga banyak alat kimia. Dalam hal ini ia dapat disebut
insinyur kimia pertama. Ia juga menjual natrium sulfat sebagai sebagai obat
mujarab dan mendapat keuntungan besar dari usaha ini.
Studi mendasar tentang asam basa dimulai di zaman yang sama. Boylem rekan
sezaman dengan Glauber, menemukan metode penggunaan pewarna yang didapatkan
dari berbagai tumbuhan semacam Rosella sebagai indikator reaksi asam basa. Di
saat-saat itu, telah diketahui bahwa asam dan basa mempunyai sifat berlawanan
dan dapat meniadakan satu sama lain. Sebelum perkembangan kimia, asam
didefinisikan sebagai sesuatu yang masam, dan alkali sebagai sesuatu yang akan
menghilangkan, atau menetralkan efek asam.
Awalnya ada kebingungan tentang sifat dasar asam. Oksigen awalnya
dianggap sebagai komponen penting asam. Bahkan nama “oksigen” berasal dari
bahasa Yunani, yang berarti “membuat sesuatu masam”. Di pertengahan abad ke-19,
Davy menemukan bahwa hidrogen khlorida (larutan dalam airnya adalah asam
hidrokhlorida) tidak mengandung oksigen, dan dengan demikian membantah teori
bahwa oksigen adalah komponen penting dalam asam. Ia, sebagai gantinya,
mengusulkan bahwa hidrogen adalah komponen penting asam.
Sifat asam pertama diketahui dengan kuantitatif pada akhir abad ke-19. Di
tahun 1884, kimiawan Swedia Svante August Arrhenius (1859-1927) mengusulkan
teori disosiasi elektrolit yang menyatakn bahwa elektrolit semacam asam, basa
dan garam terdisosiasi menjadi ion-ion komponennya dalam air. Ia lebih lanjut
menyatakan bahwa beberapa elektrolit terdisosiasi sempurna (elektrolit kuat)
tetapi beberapa hanya terdisosiasi sebagian (elektrolit lemah). Teori asam basa
berkembang dengan cepat berlandaskan teori ini (Takeuchi, 2006).
Setiap siswa yang mempelajari kimia pendahuluan sudah tidak asing lagi
dengan definisi asam dan basa. Menurut definisi Bronsted Lowry:
Asam adalah pemberi proton atau donor proton.
Basa adalah penerima proton.
Definisi Lewis mengenai asam dan basa adalah lebih umum :
Asam
adalah penerima elektron.
Basa
adalah pemberi elektron.
Keasaman dan kebasaan merupakan
sifat nisbi molekul. Senyawa tertentu
bisa saja merupakan suatu asam dalam hubungannya dengan suatu zat dan merupakan
suatu basa dalam hubungannya dengan zat yang lain lagi.
Sebagian besar senyawa organik tidak bersifat asam di dalam medium
berair. Ikatan C-H yang khas sama sekali bukan sumber proton dalam hubungannya
dengan air sebagai basa. Tetapi adalah suatu hal yang mungkin untuk memindahkan
proton dari sebagian besar senyawa organic ‘netral’ dengan menggunakan basa
yang cukup kuat di dalam medium tak berair.
Keasaman suatu larutan dalam air biasanya diukur dalam pH. Skala pH hanya
berlaku untuk medium berair. Karena sebagian besar reaksi organic dan hubungan
keasaman yang berkaitan dilaksanakan didalam larutan tak berair, maka skala pKa
diambil sebagai ukuran keasaman yang lebih tepat. pKa didefinisikan sebagai
logaritma negative tetapan disosiasi asam (Pine, 1988).
Teori asam dan basa Arrhenius adalah sebagai berikut :
Asam adalah zat yang menghasilkan
ion hidrogen dalam larutan.
Basa adalah zat yang menghasilkan
ion hidroksida dalam larutan (Clark, 2007).
Menurut
Terada et al, (1983) ikatan kimia yang terjadi
antara gugus aktif pada zat organik dengan molekul
dapat dijelaskan sebagai perilaku interaksi asam-basa
Lewis yang menghasilkan kompleks pada permukaan padatan. Pada sistem
adsorpsi larutan ion
logam, interaksi tersebut dalam bentuk umum ditulis:
[GH]
+ MZ+ ⇔ [GM(Z-1)]+ + H+
2[GH]
+ MZ+ ⇔ [G2M(Z-2)]+ + 2H+
dengan GH adalah
gugus fungsional yang terdapat pada zat organik, dan M adalah ion
logam bervalensi
Z.
Pearson
(1963) mengklasifikasikan asam-basa Lewis menurut sifat kuat dan lemahnya.
Menurut Pearson, situs aktif pada permukaan padatan dapat dianggap sebagai
ligan yang dapat mengikat logam secara selektif. Logam dan ligan dikelompokkan menurut
sifat kuat dan lemahnya berdasarkan pada polarisabilitas unsur. Mengemukakan suatu prinsip yang disebut Hard and Soft
Acid Bases (HSAB).
Ligan-ligan
dengan atom yang sangat elektronegatif dan berukuran kecil merupakan basa kuat,
sedangkan ligan-ligan dengan atom yang elektron terluarnya mudah terpolarisasi
akibat pengaruh ion dari luar merupakan basa lemah. Sedangkan ion-ion logam
yang berukuran kecil namun bermuatan positif besar, elektron terluarnya tidak
mudah terpengaruh oleh ion dari luar, ini dikelompokkan ke dalam asam kuat,
sedangkan ion-ion logam yang berukuran besar dan bermuatan kecil atau nol,
elektron terluarnya mudah terpengaruh oleh ion lain, dikelompokkan ke dalam
asam lemah (amri, 2004).
Berbagai
hasil percobaan telah memberikan hasil
pengukuran pH yaitu air keran dengan pH 8 dan bersifat basa, air kolam dengan pH 7-7,6 dan bersifat basa, jus mangga dengan pH 3,2-4,9 dan bersifat asam, air
kapur dengan pH 10-12 dan bersifat basa, susu dengan pH 6,5–6,7 dan bersifat
asam, larutan yogurt dengan pH 4 bersifat asam, air gula dengan pH 6 bersifat
asam, air sabun ndengan ph 9 bersifat basa, air jeruk ph 3 dan bersifat asam,
air teh dengan ph 6-7 bersifat asam lemah, air mineral dengan ph 6,5 - 8,5 bersifat asam sampai basa, fanta putih
dengan pH 4 bersifat asam, larutan garam dengan ph 7 bersifat netral, larutan
obat maag dengan ph 11 bersifat basa, dan yang terakhir adalah akuades dengan
ph air
mineral 7 bersifat netral (anonimb, 2012).
Sekarang ini, cara kerja asam 2AMBZ ditentukan dalam
pengenceran larutan pada 250C dengan potentiometry, spectophotometry
UV/Vis dan untuk pertama kali oleh teknik 13C NMR. Program
penghitungan digunakan untuk proses informasi supaya menghasilkan standar
statistik yang memberikan evaluasi dalam hasil kualitas yang lebih baik. Dari
studi 13C NMR dimungkinkan untuk menentukan secara jelas mekanisme
pengurangan proton. Meskipun mekanisme asam basa telah disebarluaskan, terdapat
ketidakcockan antara mekanisme penyebarluasan tersebut (Zenteno, 2002).
C. Metode
1.
Alat
a.
2 Beaker glass
50 ml
b.
2 Kertas pH
universal
2.
Bahan
a.
Air danau FP
b.
Air gula
c.
Air mineral
d.
Air jeruk
e.
Air kapur
f.
Air keran
g.
Air sabun
h.
Air soda (fanta
putih)
i.
Air teh
j.
Aquades
k.
Jus mangga
l.
Larutan cuka
m.
Larutan garam
n.
Larutan obat
maag
o.
Susu
p.
Yogurt
3.
Cara Kerja
D. Hasil dan Pembahasan
1.
Hasil
Pengamatan pH asam basa
kelompok
|
Sampel
|
pH
|
Sifat
|
7
|
Air keran
Air danau FP
Jus mangga
|
8
8
4
|
Basa lemah
Basa lemah
Asam kuat
|
8
|
Air kapur
Susu
|
7
6
|
Netral
Asam lemah
|
9
|
Air gula
Yogurt
|
8
4
|
Basa lemah
Asam kuat
|
10
|
Air sabun
Air jeruk
Air teh
|
8
3
7
|
Basa lemah
Asam kuat
Netral
|
11
|
Air mineral
Fanta putih
|
7
8
|
Netral
Basa lemah
|
12
|
Larutan garam
Larutan obat maag
Aquades
|
8
10
6
|
Basa lemah
Basa kuat
Asam lemah
|
Sumber : laporan sementara
Berdasarkan percobaan yang
dilakukan maka didapat hasil yaitu larutan atau sampel yang bersifat asam
adalah air jeruk memiliki pH 3, jus mangga memiliki pH 4, larutan yogurt
memiliki pH 4, susu memiliki pH 6, dan aquades memiliki pH 6. Karena
larutan-larutan tersebut memiliki nilai pH di bawah 7.
Larutan atau sampel yang bersifat netral
adalah air kapur, air teh, dan air mineral, karena larutan tersebut memiliki pH
tepat 7. Sedangkan larutan atau sampel yang bersifat basa adalah air keran
dengan pH 8, air danau FP dengan pH 8, air gula dengan pH 8, air sabun dengan
pH 8, fanta putih dengan pH 8, larutan garam dengan pH 8, dan larutan obat maag
dengan pH 10. Karena larutan-larutan tersebut memiliki pH di atas 7.
2.
Pembahasan
Hasil percobaan penentuan pH dengan indikator universal yang telah
dilakukan adalah larutan yang bersifat asam adalah jus mangga, susu, larutan
yogurt, air jeruk, dan akuades. Karena pada kertas lakmus setelah dicocokan
dengan pH meter menunjukkan nilai pH di bawah 7. Kemudian larutan yang bersifat
netral adalah air kapur, ari teh, dan air mineral. Karena setelah diuji dengan
kertas pH universal dan dicocokan dengan ph Meter menunujukkan nilai pH tepat
pada 7. Sedangkan larutan yang bersifat
basa adalah air keran, air danau FP, air gula, air sabun, fanta putih, larutan
garam, dan larutan obat maag. Karena pada saat pengujian dengan kertas pH
universal lalu dicocokan dengan pH meter menunjukan nilai pH di atas 7.
Indikator
universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan
dari perubahan warnanya. Indikator universal berfungsi sebagai alat untuk mengukur nilai pH dari suatu zat yang bisa digunakan sebagai acuan. Sedangkan dikatakan universal karena nilai dari indikator di mana pun dan kapan pun indikator ini digunakan pasti penggunaan dan hasil dari pengukurannya sama. Pada percobaan indikator yang kami lakukan, indikator yang digunakan adalah kertas pH universal yang dapat diketahui nilai pHnya melalui perubahan warna yang terjadi pada indicator tersebut, kemudian mencocokan warna hasil percobaan dengan pH meter.
dari perubahan warnanya. Indikator universal berfungsi sebagai alat untuk mengukur nilai pH dari suatu zat yang bisa digunakan sebagai acuan. Sedangkan dikatakan universal karena nilai dari indikator di mana pun dan kapan pun indikator ini digunakan pasti penggunaan dan hasil dari pengukurannya sama. Pada percobaan indikator yang kami lakukan, indikator yang digunakan adalah kertas pH universal yang dapat diketahui nilai pHnya melalui perubahan warna yang terjadi pada indicator tersebut, kemudian mencocokan warna hasil percobaan dengan pH meter.
Berdasarkan sumber yang didapat,
memberikan hasil pengukuran pH yaitu air keran dengan pH 8 dan bersifat basa, air kolam dengan pH 7-7,6 dan bersifat basa, jus mangga dengan pH 3,2-4,9 dan bersifat asam, air
kapur dengan pH 10-12 dan bersifat basa, susu dengan pH 6,5-6,7 dan bersifat
asam, larutan yogurt dengan pH 4 bersifat asam, air gula dengan pH 6 bersifat
asam, air sabun dengan pH 9 bersifat basa, air jeruk pH 3 dan bersifat asam,
air teh dengan pH 6-7 bersifat asam lemah, air mineral dengan pH 6,5-8,5 bersifat asam sampai basa, fanta putih
dengan pH 4 bersifat asam, larutan garam dengan pH 7 bersifat netral, larutan
obat maag dengan pH 11 bersifat basa, dan yang terakhir adalah akuades dengan
pH air
mineral 7,5-8 bersifat netral (anonimb, 2012).
Perbandingan antara hasil percobaan dan sumber yang didapat terdapat
perbedaan pH, yaitu pada pH air kolam, yaitu pada hasil percobaan pH adalah 8
sedangkan pada sumber adalah pH 7-7,6. Air kapur pada percobaan pH 7 sedangkan pada
sumber pHnya 10-12. Susu pada percobaan pH 6 dan pada sumber pHnya 6,5–6,7. Air gula pada percobaan dengan pH 8 sedangkan pada sumber pHnya
6. Air sabun pada percobaan dengan pH 8 dan pada sumber adalah 9. Air teh di praktikum memiliki pH 7 dan pada
sumber yang didapat adalah 6-7. Air
mineral memiliki pH 7 sedangkan pada sumber adalah 6,5 - 8,5. Fanta putih saat
percobaan dengan pH 8 sedangkan dari sumber memiliki pH 4, larutan garam pada
percobaan memiliki pH 8 sedangkan pH
pada sumber adalah tepat pada pH 7.
Larutan obat maag pada percobaan adalah 10 dan pada sumber adalah 11.Hal
ini terjadi karena faktor pembacaan skala yang kurang akurat dari indera
pengamat dan kandungan yang terdapat pada larutan atau air.
E. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka
dapat diambil
kesimpulan bahwa :
a. Air jeruk, jus mangga, dan larutan yogurt bersifat asam kuat, karena
memiliki pH 1-4
b. Susu dan aquades bersifat asam lemah, karena memiliki pH 5-6
c. Air kapur, air mineral, dan air teh bersifat netral, karena memiliki pH tepat
7
d. Air keran, air danau FP, air gula, air sabun, fanta putih, larutan garam,
dan larutan obat maag memiliki nilai pH
yang tidak sesuai dengan nilai pH pada sumber
e. Faktor yang menyebabkan hasil pH tidak sama
dengan sumber adalah pembacaan skala yang kurang akurat dari indera pengamat dan kandungan
yang terdapat pada larutan atau air.
f. Penggunaan kertas pH universal yaitu dengan
mencelupkannya pada larutan atau air yang akan diukur pHnya, amati perubahan
warna pada kertas pH universal, dan cocokkan warna yang terjadi dengan pH
meter.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Supranto,
Fahrurozi. 2004. Kesetimbangan Adsorpsi Optional Campuran Biner Cd(II) dan Cr(III) dengan
Zeolit Alam
Brady, James E. 1990. General
Chemistry Principles and Structure. New York. St John’s University.
Clark, Jim. 2007. Teori
Asam Basa. file:///F:/kimiaasambasa/TeoriAsamdanBasa
Pine, Stanley H. 1988. Kimia
Organik Jilid 1. Bandung. ITB Bandung.
Takeuchi, Yashito. 2006. Buku
Teks Pengantar Kimia. Tokyo. Iwanami Publishing Company.
Terimpregnasi 2-merkaptobenzotiazol.
page 112.
Zenteno, Vidal, Benavides. 2002. Acid-Base
Equilibrium Studies of 2-(aminomethyl) Benzimidazole in Aqueus Solution. Vol.
46, No. 02, Hal. 125-130.
Lampiran 1
Gambar 1.1 hasil pengamatan nilai pH dengan menggunakan
kertas pH universal.