Selain itu, ada juga faktor yang
disebabkan oleh kondisi masjid itu sendiri. Yang membuat paja jama'ah
malas pergi ke masjid. Berikut ini BloggerMu kutipkan pendapat Muhammad
Nur yang ditulis di Kompasiana berkaitan dengan masalah tersebut:
1. Mesjid tidak terpelihara
dengan baik, sering di gunakan oleh anak-anak untuk tidur di waktu
malam, tanpa memperhatikan kebersihan mesjid, menebar bau-bauan tak
sedap ditambah lagi karpet Mesjid yang seumur dengan usia Mesjid itu tak
pernah di jemur apalagi diganti, sehingga ummat yang melakukan Ibdah
pastilah merasa tak nyaman mencium bau-bauan, serta rasa gatal dari
kuman yang ada karpet.
2. Petugas yang membawakan Azhan
mengingatkan orang-orang disetiap waktu Sholat orang yang sudah uzur
alias sudah manula, sehingga suara azan yang seharusnya lantang dan
merdu nayris tak terdengar dan terbata-bata, ditambah lagi dengan Mike (
Pembesar suara ) yang storing melulu membuat kuping ngek mendengarnya.
4. Khatib pada saat memberikan
ceramah, kebanyakan bercerita tentang neraka dan siksaan di akhirat
seperti menakut-nakuti dan mengintimidasi para jamaah, dalam suasana
ruangan yang sumpek dan suara maik yang sering mendengung, mereka memang
berasa dalam neraka.
5. Pada setiap sebelum atau
sesudah sholat biasanya Panitia Mesjid akan mengumumkan jumlah saldo
sumbangan dari jamaah yang terkumpul dengan angka-angka yang fantastik,
tapi pemeliharaan Mesjid tidak dilakukan dengan baik.
6. Bagi Ummat yang dasar dan
pemahaman agamanya masih dangkal, di cecoki dengan janji-janji surga
melulu tanpa memberi perenungan lebih mendalam tentang Al Quran dan
hadist, akan membuat mereka semakin bosan dalam ruangan yang lembab,
karena mereka tak mau mengetahui sesungguhnya mendengarkan Dakwa itu
adalah mendapatkan pahala.
Tapi coba katakan kepada mereka
bahwa setiap Shalat berjamaah akan ada pembagian sembako, berduyun-duyun
mereka akan membanjiri Mesjid hingga penuh sesak. Disinilah para
Mubaliq kita di Uji untuk memberikan pencerahan dan perbaikan Iman
kepada para Jamaah.
(Sumber : kompasiana)