BloggerMu.com
- David Rubin, seorang warga asli New York yang menjabat sebagai
walikota kota Shiloh, Israel, berbicara kepada The Washington Times
tentang buku barunya, The Islamic Tsunami: Israel and America in the Age
of Obama (2010, Shiloh Israel Press).
Rubin menyebut ada beberapa gelombang Islam:
Gelombang pertama tsunami adalah
terorisme Islam, yang menurutnya adalah "strategi dimaksudkan untuk
mengintimidasi orang sehingga mereka tidak akan berbicara keluar ketika
hits gelombang kedua." Rubin mengaku memiliki pengalaman langsung dengan
kekerasan teroris, ia dan anaknya yang berusia 3 tahun, Ruby Rubin,
luka-luka dalam serangan teroris 18 Desember 2001 di Yerusalem. Setelah
itu, ia mendirikan Shiloh Israel Children's Fund yang didedikasikan
untuk membantu meringankan trauma yang diderita oleh anak korban
terorisme.
Gelombang kedua dan lebih
mengancam adalah pengambilalihan secara halus lembaga-lembaga politik
dan sosial Barat, sesuatu disebut Rubin sebagai "tsunami diam." Ujung
tombak gerakan ini adalah "kolusi antara ideologi Islam dan paling kiri
untuk mempromosikan ide relativisme moral," katanya, "bahwa semua nilai
dan ideologi adalah sama, tapi nilai mreka tidak. Publik AS tak pernah
percaya ini."
Salah satu manifestasi berbahaya
dari sudut pandang ini, demikian bunyi editorial itu, adalah gerakan
intelektual untuk menyusup interpretasi syariah hukum menjadi
yurisprudensi Amerika, sesuatu yang tidak perlu dan tidak ada preseden
dan yang bertentangan dengan norma-norma Amerika dan tradisi. Gagasan
untuk menciptakan Konstitusi syariah di AS dan cara ini benar-benar
merupakan cara mengakhiri idealisme Amerika.
Presiden Obama kata mereka,
dengan tegas menolak. Rubin mencatat bahwa kebanggaan penjangkauan Obama
dalam upaya merengkuh umat Muslim di dunia telah gagal total dalam
menghasilkan penghormatan dari Yahudi-Kristen. "Presiden terus
menjangkau, tetapi Islam tidak pernah terjangkau."
Rubin mengatakan Amerika Serikat
perlu menemukan kembali akar-akarnya. "Amerika Serikat adalah negara
yang dibangun di atas dasar Alkitab," katanya. "Amerika Serikat perlu
berhenti meminta maaf."
Menurutnya, Amerika adalah
bangsa yang majemuk yang dibangun pada cita-cita tertentu yang
memungkinkan budaya pluralistik berakar. "Islamisme merupakan ancaman
mematikan bagi cita-cita, seperti fasisme dan komunisme lakukan untuk
generasi-generasi sebelumnya."
"Amerika dibangun di atas
kebebasan ibadah, tetapi akar agama tertentu," katanya. Kata Rubin,
Amerika Serikat harus memperoleh memperoleh kembali dan membela
peradaban yang menjadi dasar atau berisiko menurun ke dalam status kelas
dua dan menjadi kewalahan oleh "tsunami" yang tengah terus bangunan di
cakrawala.
(Sumber: Republika)